Semarang - KeSEMaTBLOG. Rusaknya ekosistem mangrove di Indonesia, membuat banyak pihak merasa perlu untuk bersinergi, dalam rangka menekan kerusakannya yang semakin tinggi. Di Jawa Tengah dan Semarang khususnya, dimana sudah 90% mangrove rusak oleh aktivitas pertambakan, reklamasi pantai, dan peruntukan lainnya, maka telah menginisiasi munculnya beberapa organisasi dan institusi peduli mangrove, yang pada akhirnya mampu bekerjasama secara baik, dimana berhasil mendirikan Kelompok Kerja Mangrove Kota Semarang (KKMKS) dan Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Jawa Tengah.
“KKMKS dan KKMD Jawa Tengah menjadi percontohan kelompok kerja mangrove yang dinilai berhasil dalam melaksanakan beragam program kerjanya, dalam rangka menyelamatkan ekosistem mangrove di area kerjanya. Untuk itulah, di tahun 2011, KKMD diundang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, sebagai pembicara untuk menginspirasi, bagi hadirnya KKMD-KKMD lainnya di Indonesia,” demikian diutarakan Sdr. Ganis R. E. (DP) saat menjadi narasumber di program Public Corner, I Love Semarang : Menanam Pohon Bakau, Selamatkan Hutan Mangrove yang ditayangkan secara langsung oleh KOMPAS TV Semarang – TV Borobudur (15/1/2013).
Lebih lanjut, DP KeSEMaT ini juga menjelaskan secara detail mengenai kiprah dan sepak terjang KeSEMaT, selama kurun waktu sebelas tahun, mengkampanyekan penyelamatan mangrove tak hanya di tingkat lokal saja melalui KKMKS dan KKMD, tapi juga nasional bahkan internasional di tingkat ASEAN, hingga mendapatkan banyak pengakuan dan penghargaan lingkungan, diantaranya dari KOMPAS Jakarta dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
“Bersama dengan salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan Semarag, saat ini kami juga sedang membina dua buah kelompok masyarakat di Mangkang Wetan, dengan pemberian dana bergulir, untuk mengembangkan Sentra Jajanan Mangrove Semarang (SJMS) dan Kampung Batik Mangrove Semarang (KBMS). Harapannya, semoga dengan demikian, warga pesisir mampu meningkatkan mata pencaharian mereka dengan cara memanfaatkan mangrove dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan pesisir yang ada di Semarang,” kata Sdr. Ganis, yang dilanjutkan dengan keterangan mengenai fungsi dan manfaat mangrove yang mampu menghadang badai di pesisir dan mencegah abrasi pantai, terutama dalam menghadapi musim badai dan gelombang tingi, serta penghujan, akhir-akhir ini.
Di akhir acara, Sdr. Ganis mengharapkan partisipasi dari warga Semarang khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, untuk mulai melakukan aksi peduli mangrove di daeranya masing-masing, mengingat begitu besarnya fungsi dan manfaat mangrove bagi kehidupan manusia dan keseimbangan alam, untuk kesejahteraan bersama di masa datang.
No comments:
Post a Comment