Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 29 November 2018, mulai siang hingga sore hari, Corperate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Tbk Balongan, Indramayu melakukan kunjungan ke warga binaan KeSEMaT, yaitu Kelompok Pengrajin Batik Mangrove - Srikandi Pantura dan Kelompok Pengolah Jajanan Mangrove - Bina Citra Karya Wanita di Semarang Mangrove Center (SMC), Mangunharjo, Semarang.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka program Studi Banding. Rombongan PT Pertamina yang berjumlah sebanyak lima orang diterima langsung oleh Sdr. Bifa A.Manuhuwa (Presiden) dan Ibu Mufidah, selaku Koordinator Kelompok.
Rombongan dari PT Pertamina sampai di SMC pada pukul 16.00 WIB. Rombongan disambut dengan hangat oleh Ibu-ibu warga binaan KeSEMaT. Presiden mengenalkan warga binaan KeSEMaT dan menceritakan kisah sukses KeSEMaT dalam mengembangkan warga binaannya selama kurang lebih 17 tahun ini.
“Kami ucapkan selamat datang kepada Bapak dan Ibu warga binaan PT Pertamina serta Ibu Tri, selaku CSR PT Pertamina. SMC merupakan lokasi dimana warga binaan KeSEMaT memproduksi kuliner mangrove dan batik mangrove," jelas Presiden. "Srikandi Pantura merupakan kelompok yang khusus membuat batik mangrove dan Bina Citra Karya Wanita merupakan kelompok yang mengolah segala macam kuliner mangrove,” terang Presiden.
Kegiatan dilanjutkan dengan sharing pengelolaan mangrove antara warga binaan KeSEMaT dengan warga binaan PT Pertamina. Ilmu yang diterima untuk masing-masing sangatlah menarik untuk diterapkan dalam pengolahan produk-produk hasil olahan mangrove terutama dalam pewarnaan batik.
“Kami mengenal KeSEMaT dan afiliasinya sudah sangat lama. Semua kegiatan KeSEMaT memang sangat menginspirasi, terutama dalam hal pengembangan warga pesisir," tutur Ibu Tri. "Tahun lalu, kami juga sempat mengunjungi KeSEMaT dan IKAMaT untuk studi banding dalam hal ekowisata mangrove yang dikelola KeSEMaT dan IKAMaT di Semarang dan Jepara, sedangkan pada tahun ini kami fokus pada pengolahan produk-produk olahan mangrovenya,” tambahnya.
Kegiatan selanjutnya, yaitu praktik langsung dalam pewarnaan batik mangrove menggunakan limbah propagul jenis Rhizophora yang telah membusuk. Warga binaan PT Pertamina terlihat sangat antusias, karena selama kurang lebih tiga bulan mereka telah mengembangkan produk serupa, namun seringkali gagal dalam fiksasi pewarnaan batik.
“Saya sangat senang bertemu dengan Bapak dan Ibu dari Balongan, Indramayu. Semoga apa yang sudah saya lakukan selama ini, mampu menginspirasi Bapak dan Ibu dalam mengembangkan mangrove sebagai pewarna batik,” ujar Ibu Mufidah.
Setelah semua kegiatan selesai, acara dilanjutkan pemberian kenang-kenangan untuk kelompok Srikandi Pantura dan ditutup dengan foto bersama. (BAM/ADM).
No comments:
Post a Comment