8.5.22

Bantu Pengadaan Alat Batik Mangrove, KeSEMaT Sukses Laksanakan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa KEMDIKBUD

S
Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT telah sukses menyelesaikan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dengan rangkaian kegiatan berupa Penyerahan Peralatan Produksi Batik Mangrove, Penanaman 2.000 Bibit Mangrove dan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Hasil Penanaman Bibit Mangrove. Sebelumnya, telah diketahui bahwa KeSEMaT lolos dalam seleksi PHP2D tingkat nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) dengan judul program "Pengembangan Kelompok Pengolah Batik Mangrove Srikandi Pantura di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.

Penyerahan Bantuan Peralatan Produksi Batik Mangrove
Kegiatan penyerahan bantuan peralatan produksi batik mangrove telah dilaksanakan pada tanggal 22 September 2021 di kediaman Ibu Mufidah, selaku ketua kelompok Srikandi Pantura.

Peralatan yang diserahkan dalam kegiatan tersebut merupakan hasil dari pemetaan kebutuhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 8 September 2021, diantaranya cap batik, kain mori, dandang, bak celup batik, meja batik, malam, tunjung, gawangan batik, box batik dan lain sebagainya.

“Terima kasih kami sampaikan kepada KeSEMaT. Saya dan kelompok merasa sangat terbantu dengan adanya program ini," kata Ibu Mufidah. "Dengan adanya bantuan peralatan dari KeSEMaT dan PHP2D, maka membuat kelompok kami dapat memproduksi batik mangrove lebih banyak lagi,” lanjutnya.

Sdr. Zainnuri Sofyan Bisri (MENKOMSI), selaku ketua pelaksana PHP2D mengharapkan bahwa dengan adanya bantuan peralatan ini, maka dia berharap agar kelompok Srikandi Pantura dapat lebih bersemangat lagi dalam memproduksi batik mangrovenya. KeSEMaT juga akan terus membantu dalam proses pemasarannya, baik secara luring maupun daring.

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan pembaruan papan nama kelompok yang dipasang di depan kediaman Ibu Mufidah, sebagai penanda tempat produksi batik mangrove Srikandi Pantura dengan labelnya batik mangrove Mas Bamat.

“Papan nama ini merupakan identitas kelompok Srikandi Pantura," kata MENKOMSI. "Dengan pembaruan papan nama ini, maka kami berharap akan semakin banyak lagi masyarakat yang berkunjung ke sini, untuk melihat langsung proses produksi batik mangrove asli Semarang, sekaligus memborongnya,” lanjutnya.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 - 10.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan penutupan dan foto bersama.

Penanaman 2.000 Bibit Mangrove
PHP2D terus berlanjut di bulan berikutnya, yaitu dengan Penanaman 2.000 Bibit Mangrove yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2021 di Semarang Mangrove Center (SMC), yang berlokasi di Desa Mangkanag Wetan, Mangunharjo, Semarang.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi bahan baku produksi batik mangrove dan sebagai kegiatan rehabilitasi mangrove dalam rangka mencegah abrasi dan intrusi air laut ke daratan. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 - 10.30 WIB.

Sebagai informasi, batik mangrove Mas Bamat produksi Srikandi Pantura menggunakan bahan limbah propagul mangrove sehingga ramah lingkungan dan tidak menyebabkan pencemaran.

Kegiatan ini dihadiri oleh anggota kelompok Srikandi Pantura, Perwakilan Kelurahan Mangunharjo dan perwakilan dari Cabang Dinas Kehutanan (CDK) III.

“Saya sangat terkesan dengan kesadaran Adik-adik KeSEMaT dalam membantu masyarakat, khususnya kelompok Srikandi Pantura yang ada di kelurahan kami," ujar Bpk. Amir, selaku Sekretaris Kelurahan Mangunharjo. "KeSEMaT juga selalu aktif dalam melakukan penanaman mangrove di sini. Dengan adanya kegiatan dari KeSEMaT ini, maka wilayah mangrove yang ada di sini menjadi terjaga, dan masyarakat juga dapat memanfaatkannya menjadi berbagai produk olahan yang dapat meningkatkan ekonomi keluarga, salah satunya produk batik mangrove,” terangnya lebih lanjut.

Ibu Ulfatun, salah satu anggota kelompok Srikandi Pantura juga mengucapkan banyak terima kasih kepada KeSEMaT yang telah melakukan penanaman mangrove di desanya, sehingga bahan baku produksi batik mangrove selalu terjaga.

"Kami menjadi tambah semangat dengan adanya bantuan alat batik mangrove dari KeSEMaT ini, dan bertekad akan memproduksi lebih banyak lagi batik mangrove. Semoga, kedepannya kerja sama kami dengan KeSEMaT akan terus terjalin dengan baik,” harap Ibu Ulfatun.

Bpk. Ngadenan dari CDK III menyampaikan bahwa dirinya sudah sering mengikuti kegiatan penanaman mangrove yang diselenggarakan oleh KeSEMaT.

"Saya bangga dengan Adik-adik KeSEMaT, yang tidak kenal lelah melakukan penanaman managrove di daerah sini. Semangat selalu untuk KeSEMaT,” kata Bpk. Ngadenan.

Kegiatan dimulai dengan sambutan-sambutan yang dilanjutkan dengan penanaman mangrove jenis Rhizophora spp. Pemilihan jenis Rhizophora atau yang lebih dikenal dengan Bakau, mengingat substrat di lokasi penanaman adalah lumpur berpasir. 

"Kami menanam bibit mangrovenya di sekitar pematang tambak, sekitar kediaman Ibu Mufidah, dengan harapan apabila tumbuh besar nanti, propagul busuknya yang jatuh ke tanah dapat dimanfaatkan oleh Srikandi Pantura sebagai bahan baku produksi batik mangrove," jelas MENKOMSI. "Dalam aksi penanaman mangrove ini, kami juga dibantu oleh kelompok tani dan warga sekitar. Kami ucapkan banyak terima kasih," jelasnya lebih lanjut.

MONEV 
MONEV kembali dilaksanakan di SMC pada tanggal 4 Desember 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pertumbuhan bibit mangrove yang telah ditanam sebelumnya.

“Bibit mangrove yang kami tanam pada tanggal 1 Oktober 2022 memiliki kelulushidupan yang tinggi, mencapai 90%," kata Sdri. Qorriah Nur Hasanah (MENPORSI). "Ada beberapa bibit mangrove yang layu, hanyut dan dimakan kambing, namun sudah kami sulam dengan bibit mangrove yang baru. Selanjutnya, kami akan terus melakukan monitoring, minimal sebulan sekali yang dibantu oleh warga sekitar, guna melihat persentase kelulushidupannya di masa mendatang,” tambahnya.

Sdr. Ghifar Naufal Aslam (Presiden) menambahkan bahwa kegiatan MONEV yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 - 10.00 WIB ini, juga bertujuan untuk mengoptimalkan program rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh KeSEMaT di kawasan pesisir Semarang untuk menjamin ketersediaan bahan baku produksi batik mangrove di masa depan.

“Hal ini, tentu saja akan memberikan dampak positif yang dapat dinikmati oleh masyarakat pesisir, dimana akan semakin banyak bibit mangrove yang berhasil tumbuh sehingga dapat menjalankan tugasnya dalam menahan ancaman abrasi dan bencana, serta menjadi pendukung roda perekonomian masyarakat sekitar," lanjut Presiden. "Oleh karena itu, MONEV merupakan bagian terpenting dari beberapa tahapan rehabilitasi mangrove yang selalu dilakukan KeSEMaT,” pungkasnya. (QNH/AP/ADM).

No comments:

Post a Comment