"BRIN sedang melakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas penanaman mangrove, yang dikaitkan dengan kegiatan ekonomi hijau di kawasan mangrove dan pesisir," kata Sdr. Faiz Ghoffar Ardani (Presiden). "Untuk itulah, mereka meminta bantuan kami, untuk menginformasikan mengenai aktivitas warga yang berkaitan dengan hal tersebut di Jawa Tengah," tambahnya.
Presiden menjelaskan bahwa BRIN tertarik dengan kegiatan KeSEMaT yang mendampingi warga binaannya dalam mengolah jajanan, batik dan kopi mangrove di kawasan pesisir Semarang. BRIN menilai bahwa apa yang dilakukan KeSEMaT dapat dijadikan contoh oleh masyarakat di lokasi lainnya, dalam mempraktikkan ekonomi hijau.
Sebagai informasi, ekonomi hijau sendiri merupakan kegiatan ekonomi yang selain dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan akhir kegiatan ekonomi, juga harus dapat memberikan dampak tercapainya keadilan, baik keadilan bagi masyarakat maupun lingkungan dan sumber daya alam itu sendiri.
"KeSEMaT sudah sejak 2012 mempraktikkan ekonomi hijau bersama dengan warga binaannya, yang mengolah jajanan, batik dan kopi mangrove untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan penurunan risiko kerusakan lingkungan," jelas Ganis Riyan Efendi (IKAMaT). "Tak hanya ekonomi hijau saja, kami juga menerapkan ekonomi biru yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam di sektor kelautan," lanjutnya.
Pertemuan yang juga dihadiri oleh afiliasi KeSEMaT lainnya, yaitu IKAMaT, KeMANGTEER, KeAMaT dan KeMANGI ini, berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan beberapa rekomendasi, kesepakatan dan foto bersama. (ADM).
No comments:
Post a Comment