Semarang – KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 31 Mei 2012 hingga 1 Juni 2012, Pameran Stand Fair bertema mangrove mulai dihadirkan di Lapangan Widya Puraya (WP) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Pameran ini dihadirkan oleh KeSEMaT, dalam rangka implementasi program MANGROVEST 2012 : Green Coastal, Clean Environment hasil kerjasama KeSEMaT dengan KOMPAS KAMPUS dan Tupperware Indonesia. Sebanyak dua puluh stand fair berlatar belakang mangrove telah dihadirkan, diantaranya Rockclimber, Tupperware, KOMPAS, KeSEMaT, BINTARI, KeMANGI, KKMKS, KKMD, Zee Batik, Register, KeMANGTEER, SMART, KeSEMaTUSTIK, UNDIP, Haliaster, CEO, BKSDA, BPDAS Pemali Jratun dan BTN Karimunjawa.
Berikut ini adalah beberapa orasi mangrove yang dikampanyekan oleh perwakilan stand fair tersebut :
1. KeMANGI (KeSEMaT Mangrove Indonesia)
Perusahaan konsultan dan produk mangrove KeSEMaT ini, dalam kampanyenya mengajak kepada khalayak ramai untuk mulai mempopulerkan mangrove kepada masyarakat luas. Beberapa produk seperti kaos, topi, paket wisata mangrove dan lain-lain berlabel mangrover sengaja ditampilkan di stand mereka, dengan satu tujuan agar mangrove samkin populer dan dikenal oleh masyarakat luas.
2. BINTARI (Bina Karta Lestari)
Menggabungkan antara rehabilitasi mangrove dan kebersihan lingkungan, BINTARI mencoba untuk melaksanakan program dan proyek rehabilitasi mangrove dengan cara mengurangi penggunaan sampah plastik. Penggunaan Takakura (tempat sampah organik) adalah sebagai salah satu usaha alternatif yang dilakukan oleh mereka dalam menjaga lingkungan-mangrove tetap bersih dan lestari.
3. KKMKS (Kelompok Kerja Mangrove Kota Semarang)
Kelompok Kerja Mangrove Kota Semarang mengajak para pengunjung MANGROVEST 2012 untuk mulai menjaga mangrove di Semarang. Ruang lingkup KKMKS yang mencoba menyelamatkan mangrove di pesisir Semarang, menjadi sangat strategis karena sebagai fasilitator di lapangan, KKMKS berusaha berperan aktif dalam program rehabilitasi mangrove di Semarang, mengingat kelompok kerja mangrove ini adalah satu-satunya kelompok kerja mangrove yang ada di Semarang yang memiliki anggota mulai dari kelompok masyarakat, mahasiswa sampai dengan swasta dan dinas pemerintahan.
4. KKMD (Kelompok Kerja Mangrove Daerah)
Kelompok Kerja Mangrove Daerah Jawa Tengah, yang dalam orasinya diwakilkan oleh Ibu Yanti, mengajak kepada semua pengunjung yang hadir untuk mulai peduli dengan mangrove, terutama yang ada di pesisir pantai Utara Jawa, sebagai area kerja KKMD Jawa Tengah. Kondisi mangrove di Jawa Tengah yang sudah rusak hingga 90% menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Untuk itulah, KKMD menyelenggarakan berbagai program monitoring dan evaluasi di lapangan dengan cara aktif berkunjung ke beberapa lokasi kerusakan mangrove untuk menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi.
5. Zee Batik
Dalam orasinya, Zee Batik yang juga merupakan pelopor batik motif Semarangan ini, menjelaskan bahwa mereka mulai berinovasi dalam rangka menemukan bahan pewarna baru dari mangrove, untuk kemudian digunakan sebagai bahan pewarna alami batik. Beberapa contoh batik dengan pewarna alami mangrove telah berhasil dibuat dan mulai dikampanyekan penggunaannya di stand fair mereka. Usaha ini bertujuan untuk membantu program kampanye mangrove dari segi ekonomi, untuk meningkatkan taraf hidup dan mata pencaharian warga pesisir di Indonesia.
6. Register
Berlatar belakang keilmuan peta bumi, Register mencoba untuk menyelamatkan mangrove dengan cara berbeda. Dalam orasinya, keahlian memetakan kawasan mangrove dengan citra satelit sangat diperlukan saat ini, untuk mengukur luasan mangrove yang masih baik maupun yang sudah rusak. Data berupa peta kerusakan mangrove sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kerusakan mangrove di Indonesia. Informasi peta dan data ground check lapangan yang digabungkan, bisa menghasilkan data akurat mengenai kondisi existing mangrove demi memajukan pembangunan dan pengelolaan hutan mangrove di Indonesia secara berkelanjutan.
7. KeMANGTEER (KeSEMaT Mangrove Volunteer)
Relawan mangrove KeSEMaT yang terdiri dari KeMANGTEER Indonesia, KeMANGTEER Jakarta dan KeMANGTEER Semarang ini, saling bahu membahu membantu KeSEMaT untuk mempopulerkan mangrove kepada masyarakat Indonesia. Bekerja di area kerjanya masing-masing, yaitu di Jakarta dan Semarang, KeMANGTEER telah banyak bekerjasama dengan beberapa komunitas terkait mangrove untuk mencoba mengkampanyekan dan menyelamatkan mangrove di area kerjanya. Berkonsep swadaya dan open resources, KeMANGTEER direncanakan akan membentuk jaringannya di tiga kota lagi, yaitu Yogyakarta, Surabaya dan Bogor.
8. SMART
Sebagai komunitas reptile di Semarang, SMART dalam orasi mangrovenya juga mengajak kepada para pengunjung MANGROVEST 2012 untuk mulai mencintai fauna yang ada di mangrove, salah satu diantaranya adalah jenis reptile. Menebang mangrove akan menyebabkan habitat reptile terganggu bahkan di jangka panjang bisa mengakibatkan kepunahan dari jenis reptile tertentu, seperti ular, biawak, kadal dan lain-lain. Ajakan menyelamatkan mangrove ini, menurut SMART sangat penting untuk ditumbuhkembangkan, mengingat kerusakan mangrove di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
9. KeSEMaTUSTIK
Mengkampanyekan mangrove melalui media musik, adalah tujuan utama dari KeSEMaTUSTIK. Dua personel KeSEMaTUSTIK, yaitu Riana dan Juli, kompak mengajak pengunjung stand fair untuk mulai peduli dengan mangrove. Tak hanya menanam dan memelihara mangrove saja, menyelamatkan mangrove dengan lagu-lagu bernuansa mangrove juga bisa dilakukan sebagai salah satu cara kampanye yang sangat efektif, karena bisa menjangkau segala lapisan masyarakat. Dalam kesempatan ini, KeSEMaTUSTIK juga menghimbau untuk bisa mengungguh dan memutar single Mangrove Hidup Kita sebagai penyemangat dalam setiap kegiatan dan aksi para Mangrover saat mangroving di berbagai daerah di Indonesia.
10. Haliaster
Spesialisasi di pengamatan burung, organisasi ini juga sangat inspiratif dalam mengkampanyekan penyelamatan burung-burung, terutama beberapa jenis burung yang ada di mangrove. Mangrove merupakan habitat puluhan bahkan ratusan jenis burung dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Untuk itu, merusak hutan mangrove berarti merusak habitat burung-burung mangrove yang hinggap dan beranak pinak di sana. Haliaster yang beranggotakan mahasiswa UNDIP ini, tak lupa juga menghimbau para pengunjung MANGROVEST 2012 agar mulai peduli dengan hutan mangrove yang merupakan habitat bagi jutaan flora dan fauna mangrove tak terkecuali berbagai jenis burung sebagai bahan kajian utama mereka.
11. CEO
Dalam orasinya, CEO mengajak semua pengunjung untuk mulai mengaplikasikan gaya hidup hijau dengan cara meminimalisir penggunaan plastik dan menggunakan produk daur ulang yang ramah lingkungan. Dalam orasinya, organisasi lingkungan dengan konsep soft campaign ini, mengajak masyarakat untuk mulai bergaya hidup hijau. Tak lupa, CEO juga mengajak para pengunjung untuk terus menyelamatkan mangrove di daerah masing-masing, mengingat fungsi dan manfaat mangrove yang sangat besar bagi umat manusia.
12. BKSDA, BPDAS Pemali Jratun, BTN Karimunjawa
Dalam orasinya, ketiga institusi yang sangat erat kaitannya dengan pengelolaan hutan mangrove di Jawa Tengah ini menyampaikan beberapa poin bahwa diperlukan kolaborasi dari beberapa pihak untuk bisa mengoptimalkan pembangunan mangrove di Indonesia. Program dan proyek rehabilitasi mangrove yang sedang mereka jalankan memiliki konsep pelibatan masyarakat. Mereka juga memiliki daerah percontohan pengelolaan mangrove di beberapa titik di Pulau Jawa bahkan di seluruh Indonesia, di wilayah kerjanya masing-masing. Dengan bersinergi, maka diharapkan masa depan mangrove akan bisa lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment