Kendal – KeSEMaTBLOG. Di era perkembangan industri seperti sekarang ini, banyak sekali tantangan yang dihadapi berbagai kalangan dalam penataan lingkungan.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, di Indonesia, sudah 75% ekosistem mangrove telah rusak. Hal tersebut tentunya disebabkan oleh perkembangan zaman yang menuntut peningkatan kualitas hidup dari tiap manusia yang menjalani kehidupan.
Fenomena yang terjadi terhadap ekosistem mangrove di Indonesia telah mampu menarik simpati dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, swasta, LSM, dan institusi lainnya.
Mereka telah membuat berbagai program yang berkaitan dengan usaha penyelamatan ekosistem mangrove, baik berupa penanaman, maupun kampanye dan peningkatan pendapatan masyarakat pesisir.
Sayangnya, semakin hari, usaha rahabilitasi kawasan pesisir menjadi semakin sulit. Semakin banyak kendala yang dihadapi saat upaya-upaya tersebut diimplementasikan.
Salah satu kasus, terjadi di kawasan pesisir Wonorejo, Kendal.
Pada saat melakukan program pemeliharaan mangrove rutin di pesisir Kendal, Jawa Tengah (20/11/13), kami menemukan beberapa bibit mangrove yang merupakan bagian dari program penanaman mangrove tenggelam diantara timbunan sampah.
Sampah-sampah tersebut berasal dari laut yang mendarat di kawasan pantai tersebut. Tentu saja, sampah-sampah tersebut akan menghambat pertumbuhan daripada bibit mangrove yang telah ditanam. Padahal, saat bibit-bibit tersebut ditanam, kawasan tersebut bersih dari sampah.
Seharusnya ada program menyeluruh dari pemerintah atau swasta untuk menyelesaikan masalah tersebut seperti coastal clean up atau pemindahan sampah tersebut menuju TPA terdekat, agar pertumbuhan mangrove di kawasan Wonorejo bisa tumbuh dengan optimal dan mengembalikan konektivitas diantara ekosistemnya. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment