28.7.20

KeSEMaT Pembicara Webinar Batik Mangrove BMC Universitas Riau

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT kembali didaulat menjadi pembicara, dalam acara yang diselengarakan oleh Belukap Mangrove Club (BMC), Universitas Riau (UNRI), terkait webinar dengan tema “Menelisik Potensi Mangrove sebagai Pewarna Alami dalam Industri Batik di Era Millennials.” (27/6/2020). Sdr. Paspha Ghaishidra Muhammad Putra, selaku Presiden KeSEMaT 2019/2020, mewakili KeSEMaT, dalam kesempatan ini.

Webinar yang dimoderatori oleh Sdri. Esa Buana Fatwa, selaku Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan BMC ini, menggunakan platform Zoom Cloud Meetings. Acara yang dihadiri oleh para penggiat mangrove, dosen, mahasiswa dan tentunya para pencinta batik di seluruh Indonesia ini, berlangsung mulai pukul 16.00 - 17.30 WIB.

Acara dimulai dengan pembukaan, yang dilakukan oleh moderator. Dia menjelaskan bahwa batik merupakan salah satu identitas budaya masyarakat Indonesia, yang saat ini berkembang secara dinamis.

"Pembuatan batik dengan menggunakan bahan pewarna alami dari mangrove, merupakan solusi kreatif dalam memperkenalkan batik sebagai aset budaya, sekaligus memperkenalkan manfaat lain dari tumbuhan mangrove, yang memiliki nilai ekonomis tinggi," jelas Sdri. Esa.

Selanjutnya, kegiatan diteruskan dengan penyampaian materi oleh Presiden KeSEMaT mengenai "Proses Pengolahan Mangrove sebagai Pewarna Alami Batik.”

Sdr. Paspha menyampaikan bahwa sejauh ini, jenis mangrove yang dapat diolah menjadi pewarna alami batik adalah Rhizopora spp. Rhizophora memiliki warna yang kuat, sehingga dapat menghasilkan warna coklat khas, yang berbeda dengan pewarna alami lainnya.

"Cara pembuatannya memiliki beberapa tahapan. Pertama, propagul mangrove yang sudah kering dikumpulkan, kemudian dijemur hingga kering, sehingga warnanya berubah menjadi kecoklatan," jelas Presiden. "Selanjutnya, propagul direbus sampai air berubah menjadi kecoklatan. Terakhir, biarkan air hasil rebusan itu menjadi dingin, dan setelahnya, warna siap digunakan," tambahnya.

Dalam kesempatan ini, selain memberikan materi mengenai cara pengolahan mangrove menjadi pewarna alami batik, KeSEMaT juga meyampaikan informasi terkait proses membatik, mulai dari mordant, pembilasan dan penjemuran kain, pembuatan desain, penyantingan, pemberian isi, pewarnaan, pelorotan dan penjemuran kain dan pengemasan.

“Proses pewarnaan berpengaruh terhadap warna akhir yang diinginkan. Apabila Anda menginginkan warna yang lebih pekat, maka pencelupan pada proses pewarnaan, dapat dilakukan lebih lama,” terang Presiden. “Saya berharap, dengan mengetahui manfaat mangrove sebagai pewarna alami batik, maka kita semua akan dapat terus menjaga keberlangsungan ekosistem mangrove, baik di masa sekarang maupun akan datang,” pungkasnya. (ADM/AP/PGMP).

No comments:

Post a Comment