Adalah sebuah kelompok mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro yang berkedudukan di Teluk Awur – Jepara dan Tembalang - Semarang (baca: KeSEMaT) yang telah membaktikan dan membuktikan dirinya mampu bekerjasama dengan lingkungannya dengan baik. Lingkungan yang sering bekerjasama dengan mereka bernama mangrove, sebuah ekosistem tumbuhan di pesisir pantai, yang keadaannya saat ini, (memang) benar-benar merana dan menderita.
Berbagai upaya konservasi, penelitian, pendidikan dan dokumentasi mangrove, seakan tak pernah putus telah dilakukan oleh kelompok mahasiswa pecinta mangrove ini mulai dari tahun 2001 sampai dengan sekarang (baca: tahun 2007). Program konservasi terakhir yang mereka galakkan adalah Mangrove Conservation: Penyuluhan dan Penanaman Mangrove untuk Menyelamatkan Pesisir Pantai Kali Babon - Semarang dari Abrasi, bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kota Semarang. Program ini telah dilakukan di awal bulan Agustus 2007 dan direncanakan sampai dengan November 2007, untuk program monitoringnya.
Gambar di atas adalah pengangkutan bibit mangrove yang dilakukan oleh Anak-anak KeSEMaT beberapa hari yang lalu (11 - 13 Agustus 2007) dalam program Mangrove Conservation. Setelah diangkut, bibit-bibit mangrove tadi, akan ditanam di bantaran sungai Kali Babon - Semarang. Saat ini (20 Agustus 2007), bibit-bibit mangrove berjumlah 6000 buah itu, telah selesai ditanam dan sedang dimonitoring secara intensif oleh KeSEMaT setiap minggu, untuk menjaga agar bibit-bibit mangrove yang telah ditanam tadi bisa tumbuh dengan baik. Usaha monitoring yang dilakukan meliputi penyulaman bibit yang telah mati, pengukuran suhu, salinitas, pH, pembersihan sampah dan lain-lain.
Lain di Semarang, lain juga di Rembang dan Demak. Di kedua tempat tersebut, usaha konservasi sebagai wujud nyata dari kerjasama antara manusia dengan alam, juga sedang getol-getolnya dilakukan. Di Desa Pasar Banggi - Rembang, ada sebuah kelompok tani mangrove yang kini, tambaknya (garam dan ikan) telah terlindungi dengan baik oleh lebatnya hutan mangrove. Mangrove telah menyelamatkan puluhan hektar tambak dari bahaya abrasi yang di tahun 60-an sempat mengancam. Usaha penyelamatan mangrove ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat pesisir di sana. Masyarakat Desa Bedono - Demak, juga melakukan usaha penyelamatan desanya. Dengan penanaman mangrove, pemukiman mereka yang hampir ditenggelamkan laut, kini mulai terlindungi oleh mangrove.
Sebenarnya masih banyak lagi usaha-usaha dari masyarakat, kelompok tani, LSM, dinas, pemerintah, mahasiswa, sekolah dan organisasi lainnya, sebagai perwujudan kerjasama (yang baik dan sinergis) antara manusia dengan lingkungannya (baca: mangrove). Mengabdikan dan mendarmabaktikan diri kepada mangrove, telah dibuktikan secara nyata oleh para mahasiswa, kelompok tani dan masyarakat di tiga tempat di Jepara, Rembang dan Demak. Pantaslah mereka disebut sebagai MANGROVER, karena mereka telah membaktikan dan membuktikan diri mereka untuk hidup dan berjuang demi mangrove.
Tiga contoh kasus kerjasama manusia dengan mangrove ini, saya kira adalah sebuah contoh inisiatif yang sangat baik. Kalaupun tidak ingin dicontoh dan dipraktekkan sendiri oleh Anda, bisalah Anda jadikan hal ini sebagai sebuah motivasi dan inspirasi, untuk melecut jiwa kepedulian Anda terhadap lingkungan, terutama mangrove
Tinggalkanlah sisi egoisme Anda. Ingatlah Anda tidak sendirian hidup di dunia ini. Ada makhluk lain yang sangat mensuport kehidupan Anda. Jangan hanya mengurus dan memikirkan kepentingan Anda sendiri. Jangan pula hanya memikirkan hubungan antar sesama manusia, saja. Masih ada makhluk lain yang perlu Anda ajak kerjasama, sebagai rasa terima kasih Anda karena dia telah memberi kesempatan hak hidup Anda begitu bebas di bumi. Makhluk itu bernama LINGKUNGAN. Mari berbagi dengan mereka, peduli dengan alam. Marilah bekerjasama dengan lingkungan, dengan mangrove. Mulailah bekerja di daerah mangrove di sekitar Anda. SEKARANG!
No comments:
Post a Comment