Pada KGTA kali ini, KeSEMaT membagi aktivitasnya menjadi empat buah kegiatan sehingga membentuk sebuah “Tetralogi”. “Tetralogi” ini tergambar jelas dalam foto di atas. Keempat aktivitas tersebut adalah (1) Memonitoring hasil pembibitan MC 2008 - Foto 1, (2) Memonitoring hasil penanaman MR 2008 - Foto 2, (3) Membibitkan Bruguiera gymorhiza - Foto 3, dan (4) Mendokumentasikan penebangan pohon mangrove yang marak terjadi (lagi) di Teluk Awur Jepara - Foto 4.
Memonitoring hasil pembibitan MC 2008 - Foto 1
Lihatlah foto 1. Seratus persen bibit-bibit mangrove yang telah dibibitkan oleh para peserta MC 2008, hidup!. Bibit mangrove yang tersisa, seperti yang terlihat pada foto di atas adalah dari jenis Ceriops decandra. Bibit mangrove lainnya, telah ditanam oleh para peserta MR 2008 pada bulan Juli, lalu.
Monitoring terakhir bibit MR 2008 - Foto 2
Kondisi terakhir bibit MR 2008 tak berbeda jauh dengan kondisi bibit MC 2008. Lihatlah foto 2, tak ada satupun bibit mangrove yang mati. Semuanya tegap berdiri terikat rafia dan ajir. Hal ini membuat kami senang, karena penanaman mangrove kami kembali mendapatkan hasil yang maksimal.
Penanaman Bruguiera gymnorhiza - Foto 3
Tak hanya memonitoring bibit MC 2008 dan MR 2008, saja. KeSEMaT juga mencoba melakukan penanaman bibit mangrove jenis Bruguiera gymnorhiza sebanyak 50-an buah, yang didatangkan langsung dari Bali. Sebenarnya, mangrove jenis ini, sudah pernah didatangkan oleh KeSEMaT dari tempat yang sama, di tahun 2005 yang lalu.
Namun dari puluhan bibit yang ditanam, sayang sekali hanya tersisa tiga buah bibit Bruguiera saja, yang mampu bertahan hidup sampai dengan sekarang. Lainnya, mati. Untuk itulah, pada tanggal 15 September 2008, KeSEMaT kembali mengadakan pembibitan Bruguiera dengan metode dan teknik yang disempurnakan, dengan harapan, kali ini akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal. Semoga.
Mendokumentasikan penebangan pohon mangrove yang marak terjadi (lagi) di Teluk Awur Jepara - Foto 4
Sementara itu, aktivitas keempat merupakan aktivitas yang membuat kami sedih. Senang memang, bisa membuat dokumentasi tentang penebangan pohon mangrove di sekitar Arboretum KeSEMaT dan menginformasikannya kepada Anda. Namun, kami sedih begitu melihat tanaman mangrove kami yang sudah berumur enam tahun, yang sudah-juga kami rawat dengan susah payah-nya, akhirnya ditebang begitu saja, dalam hitungan menit.
Seperti yang sudah berkali-kali, kami curhatkan kepada Anda, bahwa kenyataan-kenyataan seperti ini, selalu saja membuat kami trenyuh dan prihatin. Karena sampai dengan sekarang ini, kok masih saja ada oknum masyarakat yang belum mengerti akan arti pentingnya tanaman pesisir, ini. Cermatilah foto 4 di atas. Penebangan telah dilakukan beberapa sentimeter di atas akar-akar Rhizophora.
Kami tak ingin mencoba menyalahkan oknum masyarakat yang selalu saja melakukan penebangan. Kami lebih menyalahkan diri kami sendiri yang tidak pernah bisa maksimal dalam melakukan penyadaran kepada masyarakat Teluk Awur akan pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan mereka.
Kami hanya berdoa, dibalik semua keterbatasan kami, kami bisa bekerja lebih maksimal lagi, di masa yang akan datang. Sehingga, praktek-praktek penebangan seperti ini, kalaupun tidak bisa diberantas, minimal bisa diperkecil persentasenya.
Demikian sebuah “Tetralogi” Teluk Awur. Semoga bermanfaat dan memberikan jawaban yang berarti bagi masyarakat yang seringkali menanyakan tentang bagaimana kondisi terakhir bibit MC 2008 dan MR 2008. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment