Masih tak percaya, kami tidak menyangka apalagi menduga bahwa di suatu sore yang cerah, keduanya secara bersahaja berkenan menemui kami, menanyakan tentang “penemuan” kami akan burung-burung-air di ARMaT kami, Teluk Awur Jepara. Padahal, pada awalnya, kami berniat akan menghubungi Rekan-rekan kami di Wetlands International Indonesia Programme (WI-IP) Bogor. Namun, begitu tahu bahwa HALIASTER dan SBC ternyata juga sudah berpengalaman dalam melakukan identifikasi dan pengamatan burung air, niat itu kami urungkan.
Kami merasa sangat bersyukur. Kami juga senang, bahwa di Semarang ini, berbagai organisasi dan institusi lingkungan yang digawangi oleh Rekan-rekan muda, mulai ada dan bermunculan, dengan mengusung idealisme dan spesifikasinya masing-masing.
Singkat cerita, kami segera memberikan semua informasi tentang burung-burung air yang beterbangan di atas ARMaT, kami. Dua rekan kami nampak antusias mendengarkan keterangan kami, sembari menanyakan tentang ciri-ciri beberapa ekor burung yang berhasil kami lihat. Sayang sekali, karena tak terlalu mengerti tentang burung, kami hanya memberikan keterangan yang seperlunya, saja. Namun begitu, anehnya kedua Rekan kami ini, sudah bisa menduga tentang spesiesnya.
Di akhir diskusi kami, kami berniat untuk melakukan kegiatan bersama yang kami namakan KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA): Pemeliharaan Mangrove dan Pengamatan Burung Pantai di Teluk Awur Jepara, pada hari Minggu, 28 November 2008 yang lalu. Dengan didukung oleh Rekan-rekan mahasiswa UNDIP dari Teknik Lingkungan, akhirnya bertiga belas, kami telah berhasil menyusuri pantai Teluk Awur Jepara, melakukan monitoring bibit mangrove dan mengidentifikasi jenis-jenis burung air yang ada di sana.
Pengamatan Burung: Dua Puluhan Spesies, Ratusan Ekor!
Lihatlah foto di atas. Foto ini kami ambil di depan lebatnya ARMaT Teluk Awur Jepara. Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih tiga jam dari Kantor KeSEMaT Semarang, dan mencicipi lezatnya masakan di kantin mahasiswa jurusan Ilmu Kelautan UNDIP, tepat pukul 10.30 WIB, kami mulai melakukan pengamatan di ARMaT. Dengan memakai dua buah teropong, tiga buah buku identifikasi burung terbitan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan WI-IP, dan beberapa buah alat tulis, kami berhasil mengidentifikasi sedikitnya dua puluhan spesies burung air yang jumlahnya mencapai ratusan ekor. Contoh beberapa jenis burung yang berhasil kami identifikasi antara lain adalah dari jenis (nama daerah) Trinil, Cerek, Gajahan, Blekok dan lain-lain. Informasi lengkap mengenai jenis-jenis burung yang ada di ARMaT berikut nama lokal, ilmiah dan keterangan lainnya, akan kami laporkan dalam bentuk artikel terpisah, beberapa waktu mendatang.
Pengamatan Mangrove: Hilangnya Scyphiphora hydrophyllacea dari Teluk Awur
Selesai melakukan pengamatan burung, kegiatan kami lanjutkan dengan KGTA untuk memonitoring pertumbuhan bibit mangrove yang telah ditanam oleh para KeSEMaTERS dan ratusan MANGROVER pada saat Mangrove Cultivation (MC) dan Mangrove REpLaNT (MR). Hasil dari KGTA sangat memuaskan dimana kelulushidupan bibit-bibit mangrove kami begitu sempurnanya, yaitu 100%. Namun demikian, ada sebuah berita buruk mengenai terpangkashabisnya satu jenis mangrove yang begitu hati-hati kami jaga, yaitu Scyphiphora hydrophyllacea. Akibat ulah oknum masyarakat, di saat kami lengah, mereka menebanginya untuk kayu bakar. Kini, praktis tak ada lagi Scyphiphora hydrophyllacea di Teluk Awur Jepara. Mengetahui fakta ini, kami sangat sedih. Ke depan, kami berencana untuk mengimpor Scyphiphora hydrophyllacea dari Ujung Piring, Jepara.
Selanjutnya, data-data mangrove dan burung yang kami kumpulkan dari kegiatan ini, akan kami gunakan sebagai data pelengkap dari data sebelumnya untuk membangun sebuah Pusat Pendidikan Mangrove di ARMaT. Selain itu, Rekan-rekan kami dari HALIASTER dan SBC juga akan mengirimkan data-data spesies burung Teluk Awur-nya ini, kepada organisasi mitra kerja mereka, untuk melengkapi data-data peta persebaran burung yang ada di Indonesia dan dunia.
Disaat para Pasukan Lumpur bekerjasama dengan Laskar Burung. Ketika MANGROVER bertemu dengan BURUNGER, maka sebuah pekerjaan yang sangat mulia-pun telah dimulai dan diselesaikan. Sebuah usaha yang dibangun atas nama kesadaran dan pemikiran untuk memelihara bibit-bibit mangrove dan mengidentifikasi jenis-jenis burung di sebuah pantai di Utara Pulau Jawa untuk menyelamatkan dan menyeimbangkan kembali, ekosistem mangrove dengan pesisir, kiranya patut untuk dijadikan contoh dan inspirasi bagi kita bersama. Bagaimana, mau mengikuti jejak kami? Kami tunggu partisipasi Anda di KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA): Pemeliharaan Mangrove dan Pengamatan Burung Pantai di Teluk Awur Jepara, selanjutnya. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment