Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Ini adalah foto kami, para KeSEMaTERS yang juga adalah para MANGROVER, pada saat mau melakukan penyuluhan mangrove kepada para nelayan dan petani tambak di Kecamatan Tugu, Semarang. Walaupun usia kami masih dua puluhan, kami telah terbiasa menyuluh mangrove ke masyarakat yang usia rata-ratanya dua kali lipat dari kami.
Selama kurun waktu tujuh tahun terakhir ini, kami telah beredar keliling Jawa bahkan Sumatera, untuk melakukan penyuluhan mangrove ke banyak masyarakat pesisir di bumi pertiwi, ini. Usia kami yang tergolong masih sangat muda, kiranya tak terlalu bermasalah pada saat kami melakukan penyuluhan mangrove ke masyarakat pesisir Indonesia. Mereka “sangat kooperatif” dengan kami dalam arti sangat mengakui kapasitas keilmuan mangrove kami.
Banyak permasalahan dan harapan mereka, yang coba mereka curhatkan kepada kami. Mulai dari tenggelamnya tambak mereka oleh laut, pembangunan pelabuhan yang membelokkan arus hingga gelombang laut menelan desa mereka, bahan pencemar pabrik yang mencemari kawasan tambak ikan mereka, hilangnya mangrove yang berdampak pada penurunan hasil panen tambak mereka dan permasalahan khas pesisir lainnya.
Biasanya, kami menanggapinya dengan cara memberikan solusi langsung berupa pengetahuan dasar mengenai ekosistem mangrove dan pesisir, teknik-teknik rehabilitasi mangrove yang baik dan benar, informasi umum tentang oseanografi dan perubahan iklim, dan ilmu lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang melanda, mereka.
Tak hanya itu, di saat kami mendengar keluhan dari mereka, di saat itu pula kami mencoba menuliskannya dalam Jaringan KeSEMaTONLINE seperti ini. Tujuan kami hanya satu, agar masyarakat Indonesia bahkan dunia, mengetahui permasalahan mereka dan berharap ada sebuah pertukaran informasi tentang bagaimana caranya untuk memecahkan permasalahan mereka. Kami yakin, bahwa di belahan tempat lainnya, masyarakat pesisir Indonesia dan dunia juga menghadapi permasalahan yang sama.
Selanjutnya, setelah mendengarkan aspirasi mereka, begitu tiba kembali ke Kantor kami di Semarang, kami langsung menghubungi beberapa mitra kami untuk melakukan penjajakan adanya kemungkinan aksi penolongan kepada masyarakat pesisir yang meminta bantuan kepada kami.
Sebuah contoh aksi penolongan langsung, yang kini sedang kami tangani adalah pendampingan masyarakat di Tugurejo Semarang. Selama tiga tahun ke depan, kami akan terus bekerja untuk menyertai mereka dalam usaha pencegahan tenggelamnya desa mereka oleh air laut. Bersama-sama dengan dua buah mitra kami yaitu Yayasan BINTARI Semarang dan FoE Jepang, kami mencoba sekuat tenaga untuk mengembalikan senyuman yang dulu begitu merekah terlihat namun kini jarang kami temukan di muka masyarakat Tugurejo, Semarang.
Dengan bertindak seperti ini, maka kami mencoba untuk tidak hanya menjadi seorang Pengkampanye Mangrove yang baik. Lebih dari itu, kami lebih merasa berarti apabila masyarakat menyebut kami sebagai seorang Pemberi Solusi terhadap Permasalahan Pesisir yang bejibun banyaknya di Nusantara ini. We are not just Mangrove Campaigner but We are Mangrove Solutioner. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment