Semarang - KeSEMaTBLOG. Beberapa buah pertanyaan dari Rekan-rekan kami, yang masuk ke email kami, ada yang meminta informasi mengenai pakaian warna hijau dan hitam, yang selalu terlihat kami gunakan dalam setiap menjalankan tugas kami di lapangan, dan fotonya seringkali terlihat mendominasi di Jaringan KeSEMaTONLINE. Mereka agaknya penasaran dengan kedua pakaian itu, sehingga meminta kami untuk sedikit mengulasnya. Baiklah, untuk mulai membahasnya, kami persilahkan Anda untuk mencermati foto di samping ini. Ini adalah para KeSEMaTER dengan pakaian warna hijau dan hitam yang dimaksudkan. KeSEMaT sendiri menamakan kedua pakaian ini dengan nama Pakaian Seragam Lapangan (PSL) dan Pakaian Seragam Harian (PSH).
Memang, PSL dan PSH ini adalah pakaian seragam KeSEMaTER yang wajib dikenakan ketika kami bertugas mengkampanyekan mangrove ke masyarakat pesisir Indonesia. Aturan pemakaian dan disain PSL dan PSH, bahkan telah diatur dengan baik dalam Undang-Undang KeSEMaT. Selanjutnya, kedua pakaian kebesaran KeSEMaT ini, juga tak hanya kami pakai di pesisir saja, melainkan juga wajib disandang pada saat rapat-rapat dengan dinas, LSM dan para mitra kerja kami lainnya. Jadi, apabila Anda sering menjumpai foto kami memakai kedua seragam kami ini, di Jaringan KeSEMaTONLINE, maka memang demikianlah adanya.
Sebagai informasi, ada perbedaan mendasar tentang aturan pemakaian dan disain PSH dan PSL KeSEMaT, ini. Untuk teknik pemakaiannya, PSL hanya boleh dipakai oleh para Anggota Baru KeSEMaT saja, dan PSH hanya dikhususkan bagi para Menteri, Presiden , DP, DK dan IKAMaT. Untuk disain, keduanya juga sudah dipatenkan oleh KeSEMaT, yang memiliki filosofi umum, yaitu rendah hati, hidup mandiri, berguna dan bermanfaat bagi orang lain.
Untuk menerapkan konsep ini, maka PSL memiliki tulisan MANGROVER (dan bukan KeSEMaT) di dada sebelah kiri, dan diikuti tulisan moto KeSEMaT, yaitu konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove, di bawahnya. Tulisan KeSEMaT yang ditempatkan di bagian belakang memiliki tujuan agar KeSEMaTER-baru terbebas dari budaya narsisme organisasi sehingga lebih bisa dan mau berbaur dengan individu dan organisasi lainnya, dengan KeSEMaT sebagai organisasi induknya.
Untuk PSH, memang terdapat tulisan KeSEMaT di depan, di bagian dada kiri. Namun, hal ini lebih ditekankan kepada identitas KeSEMaTER sebagai bagian dari KeSEMaT yang telah memiliki pengalaman organisasi dan pengetahuan mangrove yang matang. Sementara itu, kata MANGROVER diletakkan di bagian belakang sebelah kanan untuk mengingatkan kepada KeSEMaTER bahwa dirinya sebagai seorang MANGROVER, diwajibkan untuk selalu menjunjung tinggi konsep gerakan moral sebagai seorang pecinta dan penyelamat mangrove.
Selanjutnya, lambang KeSEMaT memang sengaja ditempatkan di bagian kiri dan bukan di depan, dengan filosofi bahwa KeSEMaT memposisikan diri sebagai konsultan mangrove dan pendamping masyarakat pesisir di dalam program-program rehabilitasi mangrovenya di wilayah pesisir, dengan konsep ekologi sosial, dimana kapasitas KeSEMaT adalah sebagai pemberi saran dan pengetahuan mangrove dan bukanlah penentu kebijakan.
Demikian, sedikit penjelasan mengenai PSL dan PSH KeSEMaT, yang bermuara pada konsepsi dan filosofi rendah hati dan hidup berbagi, berguna dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan pesisirnya. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment