"Lahan itu, di belakang kampus Ilmu Kelautan UNDIP, Teluk Awur, Jepara, dulunya gundul, ada bekas tambak yang ditelantarkan. Dulu kami hanya berpikir, bagaimana kampus kami agar tidak tenggelam oleh air laut. Dan, setelah 15 tahun kemudian, Alhamdulillah, usaha ribuan sukarelawan pecinta mangrove di tiap generasi, ternyata berhasil," jelas Sdr. Aris Priyono (AMaT), saksi hidup, yang juga salah satu founder KeSEMaT.
MECoK akan dikembangkan menjadi sebuah area konservasi mangrove yang merupakan pusat riset dan juga wisata alam berbasis konservasi sehingga tidak akan merusak bentang alamnya yang saat ini sudah pulih kembali.
Dua buah foto MECoK tahun 2003 dan awal pembangunan MECoK tahun 2001 oleh KeSEMaTER, dapat dilihat pada dua foto di bawah ini.

"Berkat MECoK dan KeSEMaT, maka nama FPIK UNDIP menggema tinggi ke tingkat internasional di negara-negara ASEAN dan mendapatkan TAYO ASEAN Award, penghargaan tertinggi sebagai organisasi terbaik di ASEAN karena berhasil memberdayakan warga binaan di Semarang dan berhasil memulihkan kembali lahan gundul di pesisir Teluk Awur, Jepara, ini. Kiprah KeSEMaT memang luar biasa, dan ini menjadi inspirasi, motivasi dan kebanggaan kita semua," jelasnya lebih lanjut.
Ditemui di kantornya, presiden KeSEMaT, Sdr. Mahbub Murtiyoso juga menjelaskan mengenai rencana pengembangan MECoK kedepan.

Saat ini, MECoK sudah ditetapkan oleh pemkab Jepara sebagai hutan kota Jepara. Jadi, keberadaannya dilindungi undang-undang dan tak boleh sembarangan menebang pohon mangrove di area MECoK," pungkasnya. (APA).
No comments:
Post a Comment