"Khusus flashmob, kegiatan ini mendapat perhatian dari banyak orang yang terlihat lalu lalang di pagi itu. Setiap gerakan flashmob memiliki arti masing-masing," ujar Sdri. Hasna Moraina R. (staf MENDIKTAN) selaku koordinator flashmob MANGRES 2017.
"Selain flashmob, kami juga melakukan kampanye simpatik mengelilingi wilayah car free day dengan membawa berbagai macam tulisan ajakan dan spanduk untuk melindungi dan mengkonservasi mangrove. Selain itu terdapat pula berbagai macam cosplay untuk memperingati Hari Air, Hari Lahan Basah, Hari Peduli Sampah, Hari Kehutanan dan Hari Bumi," jelas Sdri. Winda Ariesta N. F. (MENSEK) selaku ketua MANGRES 2017.
Flashmob dilakukan beberapa kali sebelum dan sesudah kampanye simpatik. Beberapa orang yang lalu lalang di kawasan CFD Simpang Lama, tak hanya melihat bahkan turut menari mengikuti gerakan yang dipandu oleh para instruktur.
"Tujuan kami adalah mengkampanyekan penyelamatan mangrove dengan cara yang lebih menyenangkan, lebih menggembirakan, lebih ceria. Tak selamanya demo-demo itu merusak. Kami ingin mengajak menari warga Semarang, juga bernyanyi sambil memberikan pengertian kepada mereka bahwa kondisi pesisirnya sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan, dimana sudah 90% lebih hutan mangrove di Semarang telah rusak atau sudah berubah fungsi menjadi pertambakan, daerah industri dan peruntukan lainnya," jelas Sdr. Febryadi Fajar (Presiden).
"Tanda cap tangan ini sebagai bukti bahwa generasi muda Indonesia memberikan dukungan sepenuhnya terhadap segala upaya penyelamatan hutan mangrove di negerinya," pungkas Presiden. (APA).
No comments:
Post a Comment