Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 7 Mei 2017, mulai dari pagi hingga siang hari, KeSEMaT dan para peserta Mangrove Restoration (MANGRES) 2017 yang bertema Mangrove Carnival kembali turun ke lapangan, mangroving melakukan pemeliharaan terhadap 2000 bibit mangrove jenis Rhizophora di Mangunharjo, Semarang. Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir dari keseluruhan acara MANGRES 2017.
"Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) ini kami laksanakan sebagai sebuah tanggung jawab untuk menjaga kelulushidupan bibit mangrove yang telah kami tanam beberapa waktu yang lalu. Jadi, kesuksesan penanaman mangrove bukan dilihat dari jumlah bibit mangrove yang ditanam, melainkan seberapa banyak jumlah bibit mangrove yang berhasil hidup setelah ditanam," terang Sdri. Laksita Adya Sahita (staf MENSETSI) selaku koordinator MONEV di hari itu.
Nampak para peserta MANGRES 2017 juga turut terlibat dalam mengganti bibit mangrove yang mati dengan yang baru, juga membersihkan area penanaman dari sampah plastik yang mulai mengancam. Selain itu, terlihat juga beberapa peserta yang menegakkan kembali ajir yang roboh agar bibit mangrove dapat tegak kembali dan tumbuh optimal.
"Beberapa hari setelah ditanam, ternyata ada bibit mangrove yang mati. Saya baru tahu kondisi ini. Kalau tidak ada MONEV seperti ini, maka bisa dipastikan akan banyak yang mati. Program pemeliharaan seperti ini penting sekali," kata salah seorang peserta.
Kegiatan MONEV memang sangat penting karena akan dapat menjaga kelulushidupan bibit mangrove yang telah ditanam.
"Banyak kegiatan penanaman mangrove yang tidak berhasil sebagai akibat dari konsep kegiatannya yang tidak benar, dimana melupakan tahapan pemeliharaan. Program pemeliharaan ini tak hanya kami lakukan satu dua kali saja, melainkan setiap saat. Begitu kami tahu ada bibit mangrove yang mati, kami bersama warga di sini akan mengganti hingga didapatkan hasil kelulushidupan yang optimal," pungkas Sdri. Laksita. (ADM).
No comments:
Post a Comment