“Pengetahuan dasar tentang tumbuhan mangrove sebaiknya juga dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan, semisal Salatiga ini,” jelas Sdr. Hatta.
Selain mengajak para peserta seminar untuk mengetahui lebih dalam tentang mangrove, KeSEMaT juga memperkenalkan mengenai ekosistem mangrove, mulai dari pengertian, habitat, ciri-ciri, fungsi dan manfaat, cara pembibitan, penanaman dan pengolahan mangrove.
"Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan juga bisa membantu kelestarian hutan mangrove dengan cara mengikuti acara penanaman mangrove. Selebihnya, mereka juga bisa berkontribusi dengan cara tidak membuang sampah ke sungai, karena akan berdampak buruk bagi ekosistem mangrove," jelas Sdr. Hatta lebih lanjut.
Seperti kita tahu bahwa sampah yang dibuang ke sungai akan menuju ke muara dan mengotori laut. Walaupun hutan mangrove dapat mereduksi sampah, namun apabila jumlahnya terlalu banyak, akan mengganggu pertumbuhan mangrove.
Para peserta yang terdiri dari pelajar SMA dan komunitas pecinta alam se-Salatiga nampak antusias bertanya kepada KeSEMaT, terutama bagaimana caranya membibitkan, menanam dan memelihara mangrove yang baik dan benar.
“Semoga para peserta dapat membagikan ilmunya kepada teman-teman yang lain serta tetap menjaga kelestarian mangrove Indonesia,” kata MENPORSI.
Acara yang dimulai pukul 09.00-12.00 WIB ini, diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan dari Yayasan Kayuwangi kepada KeSEMaT. (TB).
No comments:
Post a Comment