14.11.18

Dimeriahkan Mas Bamat Fashion Show, KeSEMaT Sukses Gelar Mangrove Music Charity 2018

Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 27 Oktober 2018 di Han's Kopi Veteran, Semarang, KeSEMaT kembali sukses menggelar program tahunannya, yaitu Mangrove Music Charity (MMC) di tahun 2018 yang dikemas dengan acara-acara yang sangat menarik. MMC 2018 diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ekosistem hutan mangrove melalui Konser Musik Amal dan Donasi Koin Untuk Mangrove (KUMANG).

Konsep rangkaian acara MMC 2018 ini berbeda dengan MMC pada tahun-tahun sebelumnya, dimana selain menampilkan Konser Musik Amal, MMC 2018 juga menampilkan Fashion Show Batik Mangrove KeSEMaT (Mas Bamat) yang merupakan batik mangrove produksi warga binaan KeSEMaT dan Talk Show bersama Ibu Mufidah, selaku Ketua Kelompok Srikandi Pantura yang memproduksi Mas Bamat.

“Tema MMC 2018 ini adalah Mangrove Night Fest yang berarti Malam Festival Mangrove. MMC tahun ini, tak hanya dimeriahkan dengan Konser Musik Amal, tapi juga ada Fashion Show dan Talk Show. Dengan mengusung konsep acara yang berbeda, diharapkan MMC 2018 dapat menarik antusias warga Semarang sehingga ikut serta berdonasi KUMANG untuk melestarikan mangrove di pesisir dan laut kita,” ujar Sdr. Ilham Kuncahyo (staf MENKOMSI), selaku Ketua Acara.

Acara dimulai pada pukul 19.00 WIB dengan sambutan-sambutan, salah satunya sambutan dari Sdr. Bifa Aulia Manuhuwa (Presiden).

"Saya berpesan agar seluruh warga Semarang dari segala kalangan, termasuk kita semua yang hadir di sini, untuk selalu melestarikan hutan mangrove yang menjadi pagar pesisir laut kita," ungkapnya.

Acara dilanjutkan dengan penampilan bintang tamu yang memeriahkan Konser Musik Amal, diantaranya Awkustik Band, Sdr. Nico dan Sdri. Ernita. Pada saat acara berlangsung para hadirin terhanyut bersama alunan musik.

Selanjutnya, terdapat Talk Show bersama nara sumber Ibu Mufidah. Beliau banyak bercerita dan menginspirasi pengunjung MMC 2018 mengenai awal terbentuknya kelompoknya hingga dapat memasarkan produk batik mangrovenya dengan omset jutaan rupiah.

“Jadi, selain secara fisik mangrove itu melindungi pantai kita dari abrasi, limbah dari mangrove juga dapat menghasilkan produk, salah satunya batik mangrove ini,” jelas Ibu Mufidah. “Propagul atau buah mangrove yang telah busuk dapat kita olah menjadi pewarna untuk batik, yang tentu saja lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.

Puncak acara MMC 2018 menampilkan Fashion Show dari produk Mas Bamat yang ditampilkan oleh enam model yang sebelumnya telah terpilih melalui seleksi Mas Bamat Fashion Show Model Hunt 2018.

Dengan anggun, para model menunjukkan detail motif batik mangrove yang khas. Diakhir penampilan, salah satu model memberikan bunga kepada Ibu Mufidah.

“Pecah sekali acaranya. Para pengunjungn dan tamu undangan memberikan applause bahkan dari pengunjung Han's Kopi pun turut menyaksikan dan memberikan apresiasi,” ungkap Sdr. Ababil (staf MENWEBNET).

Selain dari kalangan mahasiswa, MMC 2018 juga oleh dihadiri oleh beberapa tamu undangan dari SKPD terkait lingkungan di Semarang sehingga acara bertambah meriah.

“Acara malam ini sangat inspiratif, sehingga saya jadi tertarik untuk membeli batik mangrove buatan KeSEMaT berlabel Mas Bamat ini. Saya sudah bungkus dua batik mangrove,“ ucap Ibu Sri Purwathi, selaku perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah.

"Memang menjadi tujuan dari kami, selaku KeSEMaTER untuk membuat produk-produk mangrove yang bermanfaat bagi masyarakat," jelas Sdr. Ilham. “Hasil dari pembelian produk dan penggalangan dana MMC 2018 ini, nantinya akan kami gunakan untuk membantu warga pesisir di Semarang dan Indonesia yang membutuhkan, dalam rangka perbaikan kondisi pesisirnya yang terabrasi dengan program pembibitan, penanaman dan pemeliharaan mangrove yang kontinyu dan terukur," pungkasnya. (AB/DH/ADM).

No comments:

Post a Comment