“Tema MMC 2018 ini adalah Mangrove Night Fest yang berarti Malam Festival Mangrove. MMC tahun ini, tak hanya dimeriahkan dengan Konser Musik Amal, tapi juga ada Fashion Show dan Talk Show. Dengan mengusung konsep acara yang berbeda, diharapkan MMC 2018 dapat menarik antusias warga Semarang sehingga ikut serta berdonasi KUMANG untuk melestarikan mangrove di pesisir dan laut kita,” ujar Sdr. Ilham Kuncahyo (staf MENKOMSI), selaku Ketua Acara.
"Saya berpesan agar seluruh warga Semarang dari segala kalangan, termasuk kita semua yang hadir di sini, untuk selalu melestarikan hutan mangrove yang menjadi pagar pesisir laut kita," ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan penampilan bintang tamu yang memeriahkan Konser Musik Amal, diantaranya Awkustik Band, Sdr. Nico dan Sdri. Ernita. Pada saat acara berlangsung para hadirin terhanyut bersama alunan musik.
“Jadi, selain secara fisik mangrove itu melindungi pantai kita dari abrasi, limbah dari mangrove juga dapat menghasilkan produk, salah satunya batik mangrove ini,” jelas Ibu Mufidah. “Propagul atau buah mangrove yang telah busuk dapat kita olah menjadi pewarna untuk batik, yang tentu saja lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.
Dengan anggun, para model menunjukkan detail motif batik mangrove yang khas. Diakhir penampilan, salah satu model memberikan bunga kepada Ibu Mufidah.
“Pecah sekali acaranya. Para pengunjungn dan tamu undangan memberikan applause bahkan dari pengunjung Han's Kopi pun turut menyaksikan dan memberikan apresiasi,” ungkap Sdr. Ababil (staf MENWEBNET).
Selain dari kalangan mahasiswa, MMC 2018 juga oleh dihadiri oleh beberapa tamu undangan dari SKPD terkait lingkungan di Semarang sehingga acara bertambah meriah.
“Acara malam ini sangat inspiratif, sehingga saya jadi tertarik untuk membeli batik mangrove buatan KeSEMaT berlabel Mas Bamat ini. Saya sudah bungkus dua batik mangrove,“ ucap Ibu Sri Purwathi, selaku perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah.
No comments:
Post a Comment