25.8.19

Diteliti KeSEMaT, Begini Kondisi Terkini Mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta

Jakarta - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 30 Juli - 1 Agustus 2019, Tim Riset dan Surveyor Mangrove dari Yayasan IKAMaT dan KeSEMaT melakukan kegiatan Pemantauan Ekosistem Mangrove di Kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke, DKI Jakarta. Sebagai informasi, Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) merupakan kawasan yang dilindungi oleh pemerintah mengingat keanekaragaman flora dan faunanya.

"Letak titik sampling berada di muara sungai dekat mangrove. Kondisinya payau karena merupakan percampuran antara air laut dan tawar," terang Sdr. Ababil (MENWEBNET), selaku tim survei. "Proyek pemantauan mangrove ini juga melibatkan ahli burung, amfibi, larva ikan dan mangrove tentunya," lanjutnya.

Setiap hari, pengamatan mangrove dilakukan mulai pukul 07.00 - 16.00 WIB. Tim membagi stasiun menjadi sembilan titik untuk mengetahui kondisi eksisting mangrove di Muara Angke.

Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa kondisi mangrove di SMMA didominasi oleh Nypa fruticans. Jenis mangrove ini berhabitat di dekat muara sungai. Selain itu, juga ditemukan Sonerratia caseolaris dengan jumlah sedikit.

Sdr. Ababil menjelaskan bahwa mangrove Muara Angke merupakan sumber oksigen di ibu kota. Substrat di lokasi penelitian ditemukan berlumpur dan kondisi perairan yang berwarna hitam merupakan indikasi pencemaran sehingga diduga kualitas airnya rendah.

"Padatnya pabrik sekitar lokasi penelitian juga mengakibatkan pembuangan limbah cair ke sungai semakin banyak sehingga berimbas ke kawasan SMMA." jelas Sdr. Ababil lebih lanjut.

Berdasarkan data sampah plastik yang dikumpulkan, maka tingkat pencemarannya termasuk dalam kategori sedang dan tinggi yang ditemukan paling banyak berada di daerah tepi sungai. Selama pengambilan data mangrove, tim juga menemukan biawak dan ular namun tidak ditemukan larva ikan.

"Hasil pengamatan di lapangan mengindikasikan bahwa organisme yang mampu hidup dalam kondisi yang ekstrim adalah dari golongan reptil," jelas MENWEBNET. "Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan program perencanaan pemulihan ekosistem mangrove di SMMA," pungkasnya. (ADM/MZAAH/AP/ABL).

No comments:

Post a Comment