11.4.20

Frans A. Nainggolan: Peringatan HPSN Jangan Hanya Sebatas Seremonial Belaka

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT kembali menghadiri undangan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Semarang, untuk mengikuti Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari, di setiap tahunnya. Kegiatan ini, diperingati di Lapangan Tugurejo, Semarang (6/3/20). Kegiatan Apel HPSN 2020 dibuka langsung oleh Wali Kota Semarang, yaitu Bpk. Hendrar Prihadi pada pukul 06.30 WIB - 10.00 WIB. Kegiatan yang berlangsung dengan meriah ini, dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai lapisan masyarakat.

“Warga Semarang sendiri, memang harus lebih meningkatkan kesadaran dirinya akan kebersihan lingkungan sekitarnya. Kegiatan seperti ini, dapat membuat masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan, termasuk sampah rumah tangga, yang nantinya dapat hanyut hingga ke pesisir,” ujar Sdr. Gagas Tri Pamungkas (MENPORSI), selaku salah satu perwakilan KeSEMaT yang mengikuti kegiatan ini.

Setelah Apel HPSN 2020 selesai, kegiatan dilanjutkan dengan talk show. Talk show ini mengundang tiga pembicara, yaitu Drs. Sapto Adi Sugihartono, MM (Kepala DLHK Kota Semarang), Sdr. Fauzan Fazri (Pemain PSIS Semarang) dan Sdr. Hendra Kumbara (Musisi).

Bpk. Sapto mengatakan bahwa masyarakat perlu sadar untuk memulai pengelolaan sampah, mulai dari hulu hingga hilir.

“Program pilah sampah dari kami, yang selama ini telah disosialisasikan kepada masyarakat, akan kami maksimalkan hingga dapat terealisasikan dengan baik,” jelas Bpk. Sapto lebih lanjut. "Termasuk dalam rangka untuk mengurangi penggunaan plastik di Semarang, kami juga telah membagikan tas ramah lingkungan kepada peserta apel," tambahnya.

Sdr. Frans Alexander Nainggolan (MENWEBNET), yang juga mengikuti kegiatan ini mengharapkan bahwa HPSN tak hanya diperingati sebatas seremonial belaka, melainkan harus diimplementasikan secara menyeluruh, agar semua lapisan masyarakat sadar bahwa semakin hari, jumlah sampah di wilayah pesisir juga semakin meningkat.

"Sampah-sampah ini berasal dari sampah rumah tangga yang hanyut ke muara sungai, hingga sampai di kawasan mangrove," jelas MENWEBNET. "Walaupun secara alami, mangrove dapat membantu membersihkannya, namun apabila jumlahnya terlalu banyak, maka akan berbahaya bagi keberlangsungan ekosistem mangrove itu sendiri," pungkasnya. (GTP/ADM/AP/FAN).

No comments:

Post a Comment