Semarang – KeSEMaTBLOG. Rekan kami, melalui salah satu Jaringan KeSEMaTONLINE, yaitu KeSEMaTWORDPRESS, menanyakan mengenai bagaimanakah daur hidup mangrove, itu (?). Untuk menjelaskan hal ini, kami mencuplik materi yang kami sadur dari artikel Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Ekosistem Bakau. Sambil membaca artikel di bawah ini, kami persilahkan Anda untuk juga mencermati gambar yang ada di samping, untuk mempermudah pemahaman Anda dalam memahami daur hidup mangrove dari kecil sampai besar. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
Untuk bisa bertahan dan berkembang menyebar di kondisi alam yang keras, jenis-jenis bakau sejati mempunyai cara yang khas yaitu mekanisme reproduksi dengan buah yang disebut vivipar. Cara berbiak vivipar adalah dengan menyiapkan bakal pohon (propagule) dari buah atau bijinya sebelum lepas dari pohon induk.
Mangrove menghasilkan buah yang mengecambah, mengeluarkan akar sewaktu masih tergantung pada ranting pohon dan berada jauh di atas permukaan air laut. Bijinya mengeluarkan tunas akar tunjang sebagai kecambah sehingga pada waktu telah matang dan jatuh lepas dari tangkai nanti, telah siap untuk tumbuh.
Buah ini akan berkembang sampai tuntas, siap dijatuhkan ke laut untuk dapat tumbuh menjadi pohon baru. Bakal pohon yang jatuh dapat langsung menancap di tanah dan tumbuh atau terapung-apung terbawa arus, sampai jauh dari tempat pohon induknya, mencari tempat yang lebih dangkal.
Setelah matang dan jatuh ke dalam air, bakal pohon bakau ini terapung-apung sampai mencapai tepi yang dangkal. Pada saat menemukan tempat dangkal, posisi bakal pohon menjadi tegak vertikal, kemudian menumbuhkan akar-akar, cabang dan daun-daun pertamanya.
Demikian perkembangbiakan bakau secara alamiah. Tentu saja apakah bakal pohon bakau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sangatlah bergantung pada faktor lainnya seperti adanya hewan herbivora yang mungkin memangsanya, nutrien yang cukup, air tawar dan adanya campur tangan manusia.
No comments:
Post a Comment