Semarang - KeSEMaTBLOG. Akhirnya, perhelatan akbar program konservasi mangrove tahunan kami, yaitu MANGROVE REpLaNT (MR) 2010 telah berakhir. Selain meninggalkan banyak kenangan yang tak terlupakan, MR 2010 juga menimbulkan banyak sekali pertanyaan dari para peserta MR 2010, yang salah satunya adalah mengenai siapa dibalik KeSEMaT (?). Ternyata, kesukseskan kami didalam menyelenggarakan MR 2010, membuat sebagian besar peserta MR 2010 sangat penasaran, untuk mengetahui bagaimana cara kami (sebenarnya) didalam mengkoordinasikan banyak pihak mulai dari warga desa Jepara hingga Kementerian di Jakarta sehingga bisa terhimpun secara baik di MR 2010 dengan manajemen acara yang sangat teratur dan rapi.
Lihatlah foto di atas ini, sebenarnya, inilah kami, para KeSEMaTER yang didominasi oleh mahasiswa dan alumni Jurusan Ilmu Kelautan (JIK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, yang selama kurang lebih tiga bulan ini telah bekerja keras didalam mempersiapkan MR 2010. Bahkan, tak hanya di MR 2010 saja, selama kurun waktu sembilan tahun ini, mulai dari 2001 sampai dengan sekarang, dengan posisi dan personel yang kurang lebih sama, kami telah beregenerasi dan “berkoloni”, mencetak ratusan KeSEMaTER dan menjadi seorang MANGROVER sejati, demi penyelamatan ribuan hektar lahan mangrove kritis di pesisisir-pesisir Indonesia.
Banyak sekali Rekan-rekan kami yang tidak percaya, bahwa KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKK) JIK FPIK UNDIP Semarang, mengingat kolega kami banyak didominasi oleh dinas, kementerian, SKPD dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari dalam dan luar negeri. Rekan-rekan kami itu, menyangka kami adalah sebuah LSM, padahal bukan. Namun demikian, setelah kami jelaskan, barulah mereka mengerti bahkan menjadi sangat tertarik belajar lebih banyak lagi, mengenai pola manajemen organisasi kami yang di tahun ini juga dipromosikan sebagai calon peraih COASTAL AWARD 2010 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Rata-rata dari mereka, ingin mengetahui bagaimana cara kami bisa menembus birokrasi mangrove dari dalam dan luar negeri, padahal status kami masih-lah mahasiswa.
Selanjutnya, lepas dari siapa dibalik KeSEMaT, sejatinya, keberadaan kami tidaklah terlalu penting bila dibandingkan dengan keberadaan mangrove di pesisir kita yang semakin hari semakin “menghilang”. Untuk itulah, tanpa memandang siapa diri kami sebenarnya, dengan rendah hati dan semangat konservasi mangrove nan tinggi, kami ingin mengajak semua pihak di nusantara dan dunia agar terus berjuang untuk memangrovekan bumi, dari amukan oknum-oknum manusia yang hati konservasi mangovenya telah mati. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment