Semarang - KeSEMaTBLOG. Mangrove REpLaNT (MR) 2012 yang sukses terselenggara di awal Oktober 2012 yang lalu, banyak mempertemukan para Pejuang Mangrove Indonesia yang luar biasa. Selain Ibu Diah dan Bapak Aris Priyono, Bapak Soni Mohson (Bapak Soni) dari Surabaya, adalah juga salah satu dari sedikit Pahlawan Mangrove Indonesia yang berdedikasi tinggi, mencurahkan segala pikiran, tenaga dan hidupnya hanya untuk pelestarian mangrove kita. Kami menjemput Bapak Soni di bandara Ahmad Yani Semarang, sehubungan dengan undangan kami agar beliau berkenan menjadi salah satu pembicara di Seminar Nasional (SEMNAS) MR 2012 yang akan diselenggarakan di keesokan harinya (6/10/12).
Di mobil, ditemani guyuran hujan deras yang menghujam Semarang malam itu, kami sempat berbincang mengenai perjuangan Bapak Soni dalam mengembangkan Wonorejo, sebagai sebuah lokasi budidaya mangrove di Surabaya. Bapak yang menghabiskan masa kecilnya di Bojonegoro, Jawa Timur ini, menceritakan perjuangannya dalam mengelola kawasan mangrove di Pamurbaya, Wonorejo, Surabaya. Walaupun banyak rintangan dan halangan yang menghadang, Bapak Penemu Sirup Mangrove Bogem yang terkenal se-antero Indonesia ini, tetap optmis dan berjiwa besar walaupun hasil ciptaannya pernah diklaim oleh salah satu pihak.
Keuletan Bapak Soni dalam mencoba buah-buahan mangrove menjadi penganan, telah menghantarkan Kelompok Tani Wonorejo, Surabaya dikenal luas ke masyarakat pesisir Indonesia. Saat ini, jenang, sirup, cola dan penganan mangrove lainnya sudah berhasil diproduksi secara luas sehingga hasil budidaya mangrove yang dilakukan oleh warga Wonorejo, sudah bisa dirasakan manfaatnya tak hanya oleh masyarakat pesisir Surabaya saja, namun juga seluruh Indonesia. “Ada oleh-oleh Sirup Bogem untuk KeSEMaT,” demikian ujarnya, saat menyerahkan sirup Bogem yang terkenal itu, kepada kami.
Pada saat SEMNAS berlangsung, Pak Soni (berdiri, berbaju putih) memaparkan pengalamannya semasa menjalani proses kreatifnya menemukan Sirup Mangrove Bogem. Selanjutnya, beliau juga memberikan tips dan trik seputar pengurusan hak paten dan teknik distribusi penganan mangrove hasil kreasi beliau dan Kelompok Tani Wonorejo ke ratusan peserta seminar mangrove di pagi itu.
Banyak sekali energi positif yang bisa diambil dari sikap hidup Bapak Soni, mulai dari kesederhanaan, kearifan, keuletan dan semangat pantang menyerah dan keikhlasan untuk berbagai kepada komunitas beliau. “Mari mulai memetik dan jangan menebang mangrove”, demikian pesannya kepada kami, di akhir seminar. Sungguh, kalimat beliau ini, sangat bersahaja dan luar biasa. Terima kasih, Bapak Soni!
No comments:
Post a Comment