Semarang – KeSEMaTBLOG. Satu persatu para pejuang mangrove dan lingkungan menaiki panggung. Para pengunjung sudah berdatangan dan siap mendengarkan inspirasi mereka dalam menyelamatkan mangrove dan lingkungan di Indonesia. Pendiri Mas Jamang, yaitu Kamto Wahyono, berbagi inspirasi, berkisah tentang jatuh bangunnya dia, dalam mendirikan industri kreatif Jajanan Mangrove (Jamang).
Tampil di atas panggung MANGROVEFIESTA KOMPAS KAMPUS di hari pertama (12/6), Kamto menceritakan pengalamannya dalam mengolah buah-buah mangrove menjadi jajanan yang siap diedarkan ke suparmarket-supermarket di Semarang, dan bagaimana caranya memiliki warga binaan, yang saat ini sudah berjumlah dua kelompok di Semarang.
Batik Bakau tak mau kalah. Pendirinya, yaitu Cahyadi Adhe Kurniawan, mengisahkan bahwa belum dikenalnya mangrove oleh masyarakat Indonesia secara luas, mengakibatkan fungsi dan manfaatnya belum bisa dioptimalkan dengan baik. Padahal, buah mangrove bernama propagul dari jenis bakau yang sudah kering, bisa diolah menjadi batik mangrove yang berdaya jual tinggi.
Selain dua pejuang mangrove di atas, para pejuang lingkungan lainnya, tak kalah hebatnya dalam menginspirasi pengunjung. Mereka mempresentasikan program dan kegiatan mereka masing-masing dalam turut serta menyelamatkan lingkungan di Indonesia.
Mereka berkisah mengenai kampanye penyelamatan air, burung, pengelolaan sampah, pemberdayaan masyarakat, dan lain sebagainya yang disambut dengan tepuk tangan dari para pengunjung yang hadir di pagi itu.
Pembawa acara juga nampak mengadakan wawancara dengan mereka, yang bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai aksi-aksi penyelamatan mangrove dan lingkungan, yang tentunya bertujuan untuk membantu kelestarian mangrove dan lingkungan di bumi Indonesia. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment