Semarang - KeSEMaTBLOG. Menurut Saenger and Hutchings (1987), fungsi penting mangrove dari ekosistem mangrove adalah manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar yaitu sebagai sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan dan hasil ikutannya. Saenger and Hutchings (1987) mengidentifikasi sekitar 70 macam kegunaan pohon mangrove bagi kepentingan manusia baik produk langsung seperti bahan bakar, konstruksi, alat tangkap ikan, obat-obatan, maupun produk tidak langsung seperti tempat rekreasi, dan bahan makanan yang sebagaian besar telah dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selanjutnya, menurut Romimohtarto dan Juwana (2001), ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic values). Beberapa manfaat tidak langsung sebagai konsumsi manusia antara lain: 1. Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai, 2. Menjernihkan air, penahan lumpur dan perangkap sedimen. 3. Peredam gelombang dan angin badai. 4. Mengawali rantai makanan. 5. Melindungi dan memberi nutrisi (nursery dan spawning). 6. Pemasok larva ikan, udang, dan biota laut lainnya. 7. Sebagai tempat pariwisata. 8. Manfaat bagi manusia. Beberapa kegunaan hutan mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah tempat tambat kapal, bahan obat-obatan, pengawet, pakan dan makanan, bahan bakar, bahan kertas dan bangunan.
Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2008), ekosistem mangrove memiliki banyak nilai dan manfaat. Diantaranya, mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai mengingat sistem perakarannya yang dapat meredam ombak, arus, serta menahan sedimen. Dalam beberapa kasus, penggunaan vegetasi mangrove untuk penahan erosi lebih murah dan memberikan dampak ikutan yang menguntungkan dalam hal meningkatkan kualitas perairan di sekitarnya, dimana hal ini tidak bisa diperoleh dari penggunaan struktur bangunan keras. Mangrove dapat juga berfungsi untuk melindungi pantai dari hempasan badai dan angin.
Kemudian pemanfaatan lainnya adalah pemanfaatan mangrove sebagai pengendali pencemaran karena mengrove memiliki sifat mengendapkan polutan yang melaluinya. Sebagai contoh adalah penggunaan mangrove untuk mengendapkan limbah tailing di Teluk Bintuni - Papua Selatan yang berasal dari sisa pertambangan emas daerah dulu.
Peran lainnya adalah pemanfaatan mangrove untuk menahan intrusi air laut, fungsi ini sama dengan fungsi hutan yaitu menyimpan air tanah. Kemampuan ini telah terbukti dari lahan yang mangrovenya terjaga dengan baik, kondisi air tanah tidak terintrusi air laut. Sebaliknya, pada lahan mangrove yang telah dikonversi untuk keperluan lain, kondisi air tanah telah mengalami intrusi oleh air laut.
Tidak hanya itu, ekosistem mangrove juga memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi mengingat merupakan perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem laut. Flora mangrove terdiri atas pohon epifit, liana, alga, bakteri, dan fungi. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia sekitar 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Soemodihardjo et al, 1993). Spesies pohon mangrove yang terdapat di Pulau Jawa - Bali 27 spesies, 30 spesies di Sumatra, 11 spesies di Kalimantan, 20 spesies di Sulawesi, 28 spesies di Maluku, dan 21 spesies di Papua.
Fauna mangrove hampir mewakili semua phylum, meliputi protozoa sederhana sampai burung, reptilia dan mamalia. Secara garis besar fauna mangrove dapat dibedakan atas fauna darat, fauna air tawar, dan fauna laut. Hewan vertebrata darat yang hidup di hutan mangrove terdiri dari mamalia, burung, reptil, dan amfibi. Sedang untuk invertebrata adalah jenis serangga dan laba-laba. Jenis-jenis spesies akan berbeda pada setiap daerah karena dipengaruhi faktor lingkungan, iklim, siklus makanan, dan lain-lain.
Fauna air tawar pada ekosistem mangrove termasuk kedalam kelompok vertebrata dengan jumlah spesies terbatas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Cann (1978) diketahui bahwa di mangrove terdapat jenis kura-kura air tawar dan buaya air tawar. Fauna laut didominasi oleh mollusca (didominasi oleh Bivalvia dan Gastropoda) dan Crustacea (didominasi oleh Brachyura). Berdasarkan habitatnya, fauna laut di mangrove terdiri atas dua tipe yaitu infauna yang hidup di kolom air, terutama berbagai jenis ikan dan udang, dan epifauna yang menempati substrat baik yang keras maupun yang lunak, terutama kepiting, kerang dan berbagai jenis invertebrata lainnya.
No comments:
Post a Comment