8.4.19

Jadi Vegetasi Mangrove Lebat, Begini Penampakan MECoK Jepara Tahun 2001 Hingga 2018 dari Citra Satelit

Jepara - KeSEMaTBLOG. Tiga buah foto yang diambil oleh Mangrove Map dari citra satelit, mulai dari tahun 2001 hingga 2018 menunjukkan perubahan Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK) yang luar biasa. Artinya, dalam kurun waktu 17 tahun, kita bisa melihat pohon mangrove mulai tumbuh lebat sehingga di tahun ini, MECoK telah menjelma menjadi kawasan vegetasi mangrove alias "hutan" mangrove buatan yang lebat.

Ditemui di Kantor KeSEMaT, Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden) mengungkapkan rasa bangganya melihat fakta keberhasilan KeSEMaT dalam menghijaukan kembali Pantai Teluk Awur Jepara yang dulunya gundul menjadi "hutan" mangrove yang lebat, mengingat usaha yang dijalankan dalam rangka mewujudkannya melibatkan ribuan orang selama kurang lebih 17 tahun ini.

"Tentunya senang, juga bangga, karena MECoK saat ini sudah kembali lebat, dan bisa jadi sarana pendidikan mangrove yang baik kepada masyarakat," terangnya. "Kedepan, MECoK kami proyeksikan menjadi ekowisata mangrove berbasis edukasi tanpa mengganggu daur hidrologinya," tambah Presiden.

Selanjutnya, apabila dibandingkan mulai dari tahun 2001, 2010 dan 2018, kondisi MECoK terlihat mengalami penambahan jumlah pohon. Di tahun 2001, terlihat mencolok kawasan gersang mendominasi PantaiTeluk Awur, Jepara yang tentunya berbahaya bagi daratan. Terlihat pula adanya hamparan pasir putih yang diapit oleh vegetasi-mangrove tipis hasil penanaman mangrove, saat itu.

Pada foto kedua (2010), mulai banyak terlihat kawasan hijau hasil dari program penanaman mangrove KeSEMaT yang dilaksanakan setiap tahun secara kontinyu. Nampak jelas, kawasan gersang yang mendominasi di tahun 2001 kini tertutup dengan vegetasi mangrove baru yang berhasil tumbuh baik di pantai yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.

Foto ketiga (2018) semakin menunjukkan keberhasilan program konservasi mangrove KeSEMaT, dimana sudah lebih dari 99% kawasan MECoK berhasil tertanami dengan pohon mangrove beragam jenis sehingga memulihkan habitatnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2001 luasan vegetasi mangrove di MECoK hanya 0,12 ha, kemudian menjadi 0,48 ha di tahun 2010 dan meningkat 1,31 ha di tahun 2018.

"Dulu, sewaktu saya masih kuliah di tahun 2001, tak saya temui banyak burung yang beterbangan di Teluk Awur dan juga penyu yang bertelur di sekitar MECoK, seperti sekarang" jelas Bpk. Aris Priyono (DK), salah satu pendiri KeSEMaT, sekaligus saksi sejarah berdirinya MECoK.

Keberhasilan KeSEMaT dalam memulihkan kondisi lingkungan di Pantai Teluk Awur inilah yang pada akhirnya diapresiasi dengan banyak penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun demikian, penghargaan bukanlah tujuan utama, melainkan hanya bonus dari sebuah usaha tulus dan ikhlas agar bermanfaat untuk alam dan orang banyak.

"Penghargaan, bagi kami bukanlah tujuan, melainkan bonus," kata Sdr. Ilham. "Saat ini, kami terus fokus bekerja mempertahankan MECoK kami, dan membantu mitra kerja kami dalam mereplikasi konsep MECoK ke area kerjanya masing-masing. Mohon doanya, ya," tutupnya. (ADM/IK/BRDA/AP).

No comments:

Post a Comment