1.4.19

Daur Ulang Sampah Plastik di Mangrove, KeSEMaT Siap Luncurkan Rovebrick

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT melalui salah satu departemennya, yaitu Departemen Pendidikan dan Penelitian (DEPDIKTAN) kembali mengeluarkan inovasi terbarunya, yaitu dengan mempersiapkan peluncuran program Mangrove Ecobrick (Rovebrick) yang berarti Bata Ramah Lingkungan dari Kawasan Mangrove di Pesisir.


Istilah Rovebrick mengadopsi dari Ecobrick atau Bata Ramah Lingkungan yang sudah ada sebelumnya, dimana konsep ini mencoba mendaur ulang sampah plastik menjadi "bata-bata plastik" ramah lingkungan yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan pembuat kursi, meja, bahkan pagar rumah sekalipun.

Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden) menjelaskan bahwa inisiasi Rovebrick dilatarbelakangi dari keresahan KeSEMaT atas penumpukan polybag plastik, setiap kali KeSEMaT melakukan program penanaman mangrove di pesisir.

"Kami sering mengadakan program penanaman mangrove yang bibit mangrovenya diambil dari bedeng persemaian. Saat diambil, bibit masih dalam kondisi ada polybag-nya," jelas Presiden. "Nah, pada saat selesai penanaman, terkadang polybag kami kumpulkan dan dibuang ke tempat sampah tanpa didaur ulang," tambahnya.

Rovebrick diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengurangi sampah plastik di kawasan mangrove, pesisir dan laut yang saat ini sudah menjadi isu global untuk dapat ditanggulangi bersama.

Sdri. Baeti Karomatul Hida (staf MENDIKTAN), selaku Project Leader dalam proyek Rovebrick menambahkan bahwa Rovebrick fokus pada pengumpulan sampah-sampah plastik di kawasan mangrove dan pesisir untuk dijadikan Ecobrick, walaupun tidak menutup kemungkinan dikombinasikan dengan sampah plastik dari daratan dan limbah rumah tangga.

"Ecobrick dari kawasan mangrove di pesisir ini kami namai dengan Rovebrick. Sesuai dengan namanya, yaitu Rovebrick dan fokus kajian organisasi kami, yaitu mangrove, maka Rovebrick memang didominasi oleh sampah-sampah plastik dari kawasan mangrove di pesisir," kata Sdri. Hida. "Memang dua kali kerja, dimana kami harus mengumpulkan polybag selesai penanaman mangrove atau bahkan melakukan Coastal Clean Up untuk mengumpulkan sampah plastik di pesisir, namun mengingat manfaatnya sangat baik untuk masa depan, maka kami kerjakan ini dengan sesuka hati," tuturnya.

Sdri. Iis Meinarwati (MENDIKTAN) menambahkan bahwa sesuai dengan program kerja KeSEMaT di tahun ini, yang salah satunya adalah meminimalisir penggunaan plastik, maka Rovebrick sangat tepat dijalankan mengingat sangat terkait dengan kegiatan KeSEMaT sehari-hari.

MENDIKTAN berharap, kedepan pada saat Rovebrick sudah dikenal layaknya jajanan dan batik mangrove KeSEMaT, maka materi kampanye mangrove KeSEMaT akan dapat menjangkau segmentasi yang lebih luas lagi, yaitu mengenai sampah plastik yang saat ini menjadi momok utama bagi dunia, terutama di kawasan mangrove di pesisir.

"Kedepan, semoga kami dapat melahirkan para Trainer Rovebrick untuk dapat mengajarkan pembuatan Rovebrick kepada warga pesisir sehingga permasalahan sampah plastik di kawasan mangrove dan pesisir dapat teratasi," kata Presiden. "Untuk target jangka pendek, kami akan memulai kampanye Rovebrick pada saat program Mangrove Restoration di April 2019 ini," pungkasnya. (AP/IK/ADM).

No comments:

Post a Comment