"Pengambilan data dimulai pada pukul 07.00 WIB dan diakhiri pada pukul 13.30 WIB, di enam stasiun yang berbeda, tepatnya di Tambakrejo, Semarang. Setelah peralatan dan perlengkapan disiapkan, kami langsung menuju ke tempat pengambilan data,” kata Sdri. Sella.
Stasiun pertama berada di Tambakrejo, yang dijangkau dengan menggunakan perahu. Kondisi di sini sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari rob yang mulai menenggelamkan bekas lokasi pelelangan ikan.
“Jelas terlihat, di sini dulunya adalah daratan yang cukup luas, namun kini sudah terkena rob,” ujar Sdr. Gagas.
Pada beberapa stasiun yang dikunjungi, kondisi mangrovenya terlihat jarang-jarang. Hal ini, diduga disebabkan oleh banyaknya sampah yang mencemari perairan di sekitarnya, sehingga mangrove gagal tumbuh.
"Pengambilan data dilakukan untuk mendapatkan data terkini kondisi mangrove di pesisir Semarang, khususnya Tambakrejo," jelas DK. “Melihat kondisinya, saya berharap, kita sebagai generasi muda akan lebih peduli lagi dengan mangrove sehingga tetap bersemangat dalam aksi pelestariannya," pungkasnya. (ADM/GTP/AP).
No comments:
Post a Comment