Ekosistem mangrove adalah komunitas tumbuhan tropis yang berada di daerah tepi pantai, yang memiliki kemampuan adaptasi pada perairan asin di wilayah intertidal, yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Sebagai suatu ekosistem khas wilayah pesisir, ekosistem mangrove memiliki banyak fungsi dan manfaat dalam menunjang keberlangsungan makhluk hidup dan ekosistem terkait.
Mangrove memiliki adaptasi fisiologis secara khusus untuk menyesuaikan diri dengan garam yang terdapat di dalam jaringannya.
Lebih dari itu, mangrove juga memiliki adaptasi melalui sistem perakaran untuk menyokong dirinya di sedimen lumpur yang halus, dan mentransportasikan oksigen dari atmosfer ke akarnya. Secara fisik, hutan mangrove berfungsi sebagai mitigasi bencana, seperti pelindung pantai dari pengaruh gelombang laut.
Mangrove juga berperan sebagai perangkap sedimen, sehingga dapat mempercepat akresi daratan karena mangrove mampu mengembangkan wilayahnya ke arah laut, sehingga terjadi proses pembentukan lahan baru. Ekosistem mangrove memiliki peran dan fungsi yang sangat besar bagi lingkungan pesisir dan laut.
Dilihat dari aspek ekologis, mangrove memiliki fungsi sebagai daerah berkembang biak (nursery ground), tempat memijah (spawning ground) dan mencari makanan (feeding ground) untuk berbagai organisme yang bernilai ekonomis, khususnya ikan dan udang. Mangrove juga merupakan habitat bagi berbagai satwa liar, antara lain reptilia, mamalia dan lain-lain.
Selain itu, hutan mangrove juga merupakan sumber plasma nutfah.
Sementara itu, manfaat sumber daya ekonomi dari hutan mangrove meliputi bahan kayu konstruksi bangunan, kayu bakar, bubur kertas (pulp), bahan obat - obatan, aneka olahan makanan dan minuman berbahan mangrove, protein hewani dari biota di sekitar mangrove, madu, bahan pewarna, serta budi daya perikanan.
Keberadaan ekosistem mangrove sangat penting untuk menunjang tingkat perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat pesisir. Sayangnya, keberadaan ekosistem mangrove yang banyak memberikan manfaat tersebut, telah dirusak oleh oknum tertentu, untuk dialihfungsikan menjadi pertambakan dan permukiman warga.
Pada tahun 2019, KeSEMaT dan Indonesia Power UP Semarang telah malaksanakan Program Keanekaragaman Hayati, dengan melakukan penanaman 6.000 mangrove, untuk merehabilitasi di pesisir Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Setelah melakukan monitoring hasil penanaman mangrove, kelulushidupan bibit mangrove mencapai 75%. Kondisi mangrove yang mati dikarenakan adanya faktor eksternal lingkungan, seperti, pasang surut air laut, aktivitas manusia, hama, dan kondisi substrat yang terkikis oleh air laut. Oleh karena itu, untuk menggantikan tanaman yang mati, dilakukan penyulaman mangrove dengan penanaman semai mangrove.
Desa Mangunharjo memiliki beberapa spesies mangrove yang dapat ditemui di pesisir desanya, salah satunya Rhizophora mucronata. R. mucronata dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran minuman kopi. Bagian mangrove yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran minuman kopi adalah buahnya.
Kopi mangrove memiliki manfaat untuk menyehatkan badan, mengobati diare, menghilangkan pegal linu, menghangatkan tubuh, menjaga stamina, meningkatkan vitalitas, melancarkan haid dan lain-lain. Produksinya dalam skala rumah tangga akan dapat membantu taraf perekonomian warga Mangunharjo, sekaligus melestarikan jenisnya di masa mendatang, karena berkonsep budi daya.
Melihat kondisi tersebut di atas, maka pada tahun 2020 ini, KeSEMaT dan Indonesia Power UP Semarang bekerja sama dalam melakukan upaya rehabilitasi dan pembuatan produk mangrove melalui Program Penyulaman Mangrove dan Olahan Produk Kopi Mangrove Di Pesisir Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
TUJUAN DAN LUARAN
1. Meningkatkan jiwa konservasi kepada masayarakat dalam menjaga ekosistem mangrove.
2. Melakukan penghijauan mangrove di Desa Mangunharjo, Semarang.
3. Melakukan penanaman mangrove yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya secara berkelanjutan yang dilanjutkan dengan program monitoring dan evaluasi.
4. Melakukan uji kandungan pada kopi mangrove.
5. Pengkayaan olahan produk mangrove dengan membuat kopi mangrove.
6. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas warga binaan pengolah kopi mangrove.
DESKRIPSI KEGIATAN
a. Penyulaman Mangrove
Pelaksanaan akan dilakukan di lokasi penanaman 6.000 mangrove Program Keanekaragaman Hayati pada tahun 2019 lalu. Kegiatan awal, yaitu Survei Lokasi Penyulaman Mangrove, Pembersihan Hama Sekitar, Penanaman dan Monitoring Mangrove.
Kegiatan Survei Lokasi Penyulaman Mangrove dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lokasi mangrove yang sudah mati dan menggantikan bibit-bibit mangrove yang baru.
Kegiatan Penyulaman akan dilakukan pada awal pelaksanaan Program 2020 ini, secara serentak sehingga akan dapat teridentifikasi potensi ekosistem mangrove selama program berlangsung. Dengan demikian, diharapkan selama kurun waktu tersebut maka kondisi lokasi pekerjaan akan dapat berubah menjadi lebih baik.
Kegiatan Monitoring dilakukan untuk menghitung seberapa besar kelulushidupan bibit mangrove yang berhasil tumbuh setelah dilakukan program penanaman mangrove di Desa Mangunharjo, Semarang.
b. Diversifikasi Jenis Mangrove Eksisting
Kegiatan ini mencakup Program Penamanan dan Penyulaman Mangrove. Dengan adanya kegiatan penanaman dan penyulaman mangrove, maka bibit yang tumbuh akan menambah area luasan mangrove di Desa Mangunharjo. Kegiatan tersebut akan dilakukan di tahun 2020 di Desa Mangunharjo, Mangkang Wetan, Semarang.
Penanaman dan penyulaman ini berfungsi untuk memperkaya spesies mangrove yang terdapat di daerah tersebut dan juga sebagai feeding ground, spawning ground dan nursery ground untuk biota yang berhabitat di sekitarnya.
Sebagai informasi, Desa Mangunharjo, Semarang didominasi oleh spesies R. mucronata dan Avicennia marina. Selain spesies tersebut, jarang sekali ditemukan spesies mangrove yang lain.
Untuk itulah, dalam program ini akan dilakukan kegiatan olahan produk mangrove menggunakan jenis R. mucronata.
Kedepan, R. mucronata apabila berhasil tumbuh dengan baik, maka akan dapat diolah menjadi olahan Kopi Mangrove yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar.
c. Pengolahan Kopi Mangrove
Program Pengolahan Kopi Mangrove ini akan dilakukan dengan cara memberdayakan warga pesisir Desa Mangunharjo agar dapat untuk memanfaatkan buah mangrove dari spesies R. mucronata.
R. mucronata ini merupakan salah satu spesies hasil dari Program Rehabilitasi dan Diversifikasi Jenis Mangrove Eksisting.
Hasil olahan kopi ini diharapkan akan dapat membantu perekonomian warga sekitar yang akan dibina oleh KeSEMaT dan Indonesia Power UP Semarang secara berkelanjutan.
Mengingat pengalaman dan kesuksesan KeSEMaT dan Indonesia Power UP Semarang sebelumnya dalam membina Kelompok Bina Citra Karya Wanita dan Kelompok Srikandi Pantura untuk mengolah mangrove menjadi olahan jajanan dan batik mangrove, maka program pembinaan warga untuk membuat kopi mangrove ini, optimis akan berjalan dengan optimal.
d. Peningkatan Kapasitas Warga Binaan Pengolah Kopi Mangrove
Program peningkatan warga binaan dilakukan dengan cara bantuan pengadaan alat. Kegiatan penyelenggaraan pelatihan, seperti mendatangkan trainer ahli pembuatan kopi mangrove, juga akan dilaksanakan untuk meningkatkan soft skill dan pengalaman baru bagi warga binaan.
Kegiatan ini diharapkan akan dapat mengenalkan warga sekitar secara langsung dengan kondisi ekosistem mangrove yang terdapat di sekitar Desa Mangunharjo dan dapat meningkatkan pengetahuan olahan produk mangrove serta menambah kepeduliaan mangrove mereka.
PENUTUP
Demikian press release ini dibuat. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan rasa kepedulian masyarakat akan pentingnya kelestarian ekosistem mangrove. Atas kerja sama semua pihak yang mendukung kegiatan ini, kami sampaikan terima kasih. (IK/GNA/ADM).
No comments:
Post a Comment