11.12.20

Kunjungi KeSEMaT, Balai PSKL Serahkan Bantuan Sarana dan Prasarana dari KLHK kepada KeSEMaT

Semarang - KeSEMaTBLOG. Tim dari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Balai PSKL) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara telah berkunjung ke Kantor KeSEMaT dalam rangka membantu proses pengajuan proposal bantuan sarana prasarana (sarpras) ramah lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) (11-12/8/20). KeSEMaT mendapat kesempatan tersebut karena telah menjadi salah satu nominasi penerima Penghargaan KALPATARU pada tahun 2019 kategori Penyelamat Lingkungan. 

Sebagai informasi, bantuan sarpras ramah lingkungan dengan nilai nominal hingga 20 juta rupiah yang akan diterima KeSEMaT ini, nantinya akan digunakan untuk menunjang kegiatan konservasi mangrove KeSEMaT, salah satunya untuk kegiatan monitoring mangrove.

"Terima kasih kepada Tim Balai PSKL Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang dengan senang hati membantu dan mengarahkan kami dalam pembuatan proposal ini," kata Sdr. Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Presiden). "Semoga dengan adanya bantuan ini, maka akan dapat bermanfaat bagi kami, khususnya untuk menunjang kegiatan penyelamatan mangrove yang akan terus kami lakukan," harapnya.
 
Kunjungan ini berlangsung selama dua hari. Hari pertama bertempat di Kantor KeSEMaT yang berada di Kecamatan Tembalang, Semarang. Hari kedua menuju ke Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng) yang berlokasi di Mangkang Wetan, Semarang.

Borong Batik Mangrove Mas Bamat
Pada kesempatan ini, Tim Balai PSKL Jawa, Bali dan Nusa Tenggara juga melihat kondisi warga binaan KeSEMaT yang berada di SMC Jateng, yaitu kelompok Srikandi Pantura yang membuat Batik Mangrove Mas Bamat dan Kelompok Bina Citra Karya Wanita yang mengolah Jajanan Mangrove Mbak Jamat. Keduanya memanfaatkan buah dan tepung mangrove yang ramah lingkungan.

Pertemuan Tim Balai PSKL Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang diwakilkan oleh Ibu Ima dan Ibu Beti dengan warga binaan KeSEMaT, disambut hangat oleh Ibu Mufidah, selaku Koordinator Kelompok Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita.

Setelah banyak berbincang mengenai pengolahan batik dan jajanan mangrove, tidak lupa Tim BPSKL Jawa, Bali dan Nusa Tenggara juga memborong produk olahan batik mangrove Mas Bamat dan jajanan berbahan dasar mangrove Mbak Jamat, untuk dijadikan buah tangan saat kembali ke kantornya di Denpasar, Bali.

"Batik Mangrove Mas Bamat ini, selain ramah lingkungan, motifnya juga cantik. Jadi, cocok sekali buat dijadikan oleh-oleh, sekaligus dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas, bahwa mangrove punya manfaat yang luar biasa," kata Ibu Ima.

Melihat Mangrove di SMC Jateng
Selain berkunjung ke warga binaan KeSEMaT, Ibu Ima dan Ibu Beti juga tertarik untuk melihat kawasan vegetasi mangrove yang terdapat di SMC Jateng, yang lokasinya tidak jauh dari lokasi warga binaan KeSEMaT.

"Propagul Rhizopora yang jatuh dan membusuk ini, adalah bahan dasar yang digunakan untuk membuat perwarna alami batik mangrove Mas Bamat yang bernilai ekonomis tinggi," terang Sdr. Ghifar Naufal Aslam (Staf MENPORS) kepada Ibu Ima dan Ibu Beti.

Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini, berjalan dengan baik dan lancar, yang diakhiri dengan foto bersama.

“Semoga dengan adanya bantuan sarpras yang diberikan oleh KLHK kepada KeSEMaT, maka akan dapat membantu KeSEMaT dalam meneruskan program pengelolaan dan rehabilitasi mangrove yang ada di Jawa, bahkan sampai se-Indonesia," harap Ibu Ima. "Besar harapan kami, semoga mangrove yang dikelola oleh KeSEMaT dan warga binaannya ini, tidak akan dirusak oleh masyarakat, dan akan terus dirawat untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dan alam kita,” pungkasnya. (ADM/AP/PGMP).

No comments:

Post a Comment