2.12.20

Diskusi Karbon dan Morfometri di KeSEMaTHURSDAY

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaTHURSDAY (KTD): Kelas Mangrove Sore, kali ini berhasil mengangkat materi yang sangat menarik, yaitu mengenai Karbon dan Morfometri. Telah diketahui bersama bahwa hutan mangrove memiliki fungsi sebagai penyerap karbon terbesar di bumi. Pembahasan inilah yang dibawakan oleh Sdri. Trialaksita S. P. A. (AMaT), selaku peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFOR).

"Setelah mengikuti KTD kali ini, saya jadi lebih mengerti mengenai istilah-istilah terkait karbon, seperti carbon stock, yang ternyata adalah jumlah karbon yang dapat disimpan dalam mangrove. Lalu, ada juga carbon pool atau lokasi yang dapat menyimpan dan melepas karbon, dan carbon footprint, yaitu karbon yang dikeluarkan dari aktivitas manusia," ujar Sdr. Diaz Adi Saputra (staf MENSETSI). "Pengetahuan saya juga menjadi makin bertambah, karena selain karbon, di KTD kali ini, juga dijelaskan mengenai morfometri dan hubungannya dengan hutan mangrove, serta teknik analisis vegetasi mangrove,” tambahnya.

Sdri. Sita menjelaskan bahwa apabila hutan mangrove dapat terjaga dengan baik, maka karbon dapat tersimpan sebanyak tiga hingga lima kali lebih besar, dibandingkan dengan hutan yang terdapat di darat.

“Karbon yang terlepas di atmosfer, akan mempengaruhi global warming, yang berakibat pada musim menjadi tidak beraturan dan iklim yang berubah,” terangnya lebih lanjut.

KTD juga menerangkan mengenai teknik pengukuran karbon, dimana terdapat beberapa proses yang harus dilakukan, yaitu pengukuran diameter pohon, identifikasi spesies, identifikasi status pohon mati, pengambilan sampel tanah dan analisis di laboratorium, pengukuran diameter nekromasssa, perhitungan biomassa bagian atas dan bawah menggunakan rumus alometrik, dan perhitungan karbon dari biomassa dan tanah.

Sementara itu, analisis mengenai morfometri mangrove, dapat dilakukan dengan (1) studi struktur dan vegetasi mangrove, (2) identifikasi spesies, (3) herbivori pre dispersal, (4) herbivori post dispersal, (5) pengukuran panjang dan jumlah propagul dan (6) pengkategorian. Faktor yang berpengaruh terhadap morfometri adalah nutrisi, lapisan lilin dan ukuran propagul. 

Mengingat fungsi mangrove yang sangat krusial sebagai mitigasi perubahan iklim, maka sudah seharusnya mangrove di Indonesia dan dunia harus dijaga.

"Kemampuan sedimen mangrove yang membentuk suatu perangkap, membuat karbon di bawah tanah tidak dapat dilepas ke atmosfer," jelas Sdri. Sita. "Karbon akan tetap tersimpan di bawah tanah mangrove selama bertahun-tahun, apabila mangrove tidak terganggu habitatnya,” pungkasnya. (END/ADM/AP).

No comments:

Post a Comment