Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Agustus 2020, mulai pukul 13.00 - 15.00 WIB ini, dilakukan melalui platform Zoom Cloud Meetings, yang dihadiri oleh seluruh anggota aktif dari tiga angkatan KSK BIOGAMA yang mencapai kurang lebih hingga 70 orang. Selain KeSEMaT, juga hadir narasumber lainnya, yaitu perwakilan dari Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA).
"KeSEMaT menggunakan cara konvesional dan digital, penciptaan tokoh mangrove, pembuatan start-up mangrove, pendirian brand mangrove dan lain-lain, sehingga menjadikan mangrove sebagai bagian dari gaya hidup," jelas Sdr. Paspha. “Kami juga memiliki warga binaan, yaitu Bina Citra Karya Wanita yang fokus pada pengolahan buah mangrove menjadi jajanan, dan Srikandri Pantura, dimana kelompok ini memanfaatkan limbah propagul mangrove sebagai pewarna batik alami,” jelasnya lebih lanjut.
Presiden juga menjelaskan bahwa bagi masyarakat yang memiliki minat dalam upaya konservasi mangrove, KeSEMaT juga mewadahi mereka dalam komunitas relawan mangrove bernama KeMANGTEER, yang sudah tersebar ke 12 kota di seluruh Indonesia.
“Tahun ini, kami sedang mengembangkan website Patroli Pemantauan Ekosistem Mangrove Indonesia bernama Mangrove Tag, yang melibatkan masyarakat untuk berperan aktif melakukan pelaporan kondisi mangrove terkini, di daerahnya, masing-masing,” ungkap Presiden.
Setelah sesi tanya jawab berakhir, acara ditutup oleh moderator dengan penyampaian closing statement dari masing-masing narasumber. (ADM/PGMP).
No comments:
Post a Comment