4.9.23

Sampaikan Potensi Mangrove sebagai Penghapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, KeSEMaT Hadiri Ramah Tamah Komunitas Mangrove untuk Indonesia Rendah Emisi Gas Rumah Kaca di Semarang

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT kembali menghadiri undangan, kali ini Ramah Tamah Komunitas Mangrove untuk Indonesia Rendah Emisi Gas Rumah Kaca yang diselelnggarakan oleh Fairatmos bekerja sama dengan IKAMaT. Acara yang diselenggarakan di Hotel Ibis Styles, Semarang ini, dimulai dengan sambutan, diskusi panel, tanya jawab, pengenalan karbon melalui website Fairatmos, penyerahan hadiah dan penutupan. (19/1/2023).

Kegiatan yang dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai lembaga tersebut, bertujuan untuk memberikan wadah diskusi kepada para pegiat mangrove di Jawa Tengah sehingga akan mendapatkan wawasan, terkait proses kegiatan penyerapan emisi gas rumah kaca, dan manfaat yang diperoleh masyarakat melalui perlindungan ekosistem mangrove.

Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan Fairatmos kepada para pegiat mangrove di Jawa Tengah, berikut produk mereka berupa website yang dapat menghitung jejak karbon di mangrove, yang saat ini sedang dikembangkan oleh mereka.

Ibu Sarworini (Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Daerah Provinsi Jawa Tengah) mengatakan bahwa dia menyambut baik kehadiran Fairatmos yang ikut serta dalam membantu permasalahan pengelolaan mangrove di Jawa Tengah.

“Terima kasih kepada IKAMaT dan Fairatmos yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Saya berharap, dengan adanya acara ini, maka akan menjadi titik awal kolaborasi kita di masa mendatang,” harap Ibu Sarworini.

Bpk. Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama IKAMaT) menambahkan bahwa penanaman mangrove mulai banyak diinisiasi oleh masyarakat. Namun demikian, dia mengingatkan bahwa kegiatan tersebut harus juga diikuti dengan program pemantauan mangrove untuk menjaga kelulushidupan bibit mangrove yang sudah ditanam.

 “Saya mengucapkan terima kasih kepada Fairatmos yang membantu penghitungan jejak karbon di mangrove, khususnya di wilayah Jawa Tengah,” kata Bpk. Ganis. “Apabila proses pengajuannya diterima, maka karbon di mangrove yang diusulkan oleh pegiat mangrove akan dapat dimonetisasi sehingga dapat menjadi penyemangat mereka dalam berkegiatan melestarikan ekosistem mangrove Jawa Tengah di masa depan,” tambahnya.

Diskusi panel menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa ekosistem mangrove di Jawa Tengah masih mengalami banyak permasalahan, seperti degradasi dan kepemilikan lahan di pesisir, penebangan mangrove, dan permasalahan lainnya, sehingga program penanaman mangrove masih harus terus dilakukan, yang diikuti dengan upaya pembuatan sabuk pantai atau pemecah gelombang untuk mengoptimalkan kelulushidupan mangrove yang sudah ditanam.

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu:
1. Aruna Pradipta – VP of Growth and Partnerships Fairatmos.
2. Miftachur Ben Robani – CEO LindungiHutan.
3. Rudhi Pribadi – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP.
4. Ganis Riyan Efendi – Direktur Utama IKAMaT.

Dihubungi seteelah acara, Sdri. Afrida Dwiyanti (MENDIKTAN), selaku perwakilan KeSEMaT, pada kesempatan ini menyatakan bahwa keberadaan hutan mangrove dapat menyimpan karbon sehingga dapat menghapus jejak emisi karbon di bumi.

"Hutan mangrove adalah penyimpan karbon terbesar di bumi, bahkan apabila dibandingkan dengan hutan di daratan," kata MENDIKTAN. "Dengan demikian, apabila kita melestarikan hutan mangrove, maka kita bisa menghapus jejak emisi karbon di bumi," lanjutnya.

Keseluruhan acara yang dimulai pada pukul 09.00 - 13.00 WIB ini berlangsung dengan baik dan lancar, yang ditutup dengan foto dan makan siang bersama. (ADM).

No comments:

Post a Comment