Demak - KeSEMaTBLOG. Hari ini, 31 Januari 2010, para KeSEMaTER dan seorang KeMANGTEER yang berasal dari Universitas Los Banos, Filipina yang sedang menyelesaikan thesis S2-nya, telah melakukan survey lokasi penyulaman mangrove untuk pelaksanaan Mangrove Restoration (MANGRES) 2010: Peringatan Hari Kehutanan, Hari Air dan Hari Bumi dengan Survei, Kampanye Simpatik, Penyuluhan dan Penyulaman Mangrove, yang akan diselenggarakan oleh KeSEMaT, beberapa waktu mendatang. Kegiatan survei ini merupakan salah satu bagian dari banyak rangkaian kegiatan MANGRES 2010.
Survey dilakukan di Kelurahan Trimulyo, Semarang dan Kelurahan Bedono, Surodadi dan Morosari, Demak. KeSEMaTER yang melakukan survei antara lain adalah Sdr. Abdul Muis (MENWIRA), Sdr. Tutus Wijanarko (MENPORSI), Sdr. Afirman Karyono (MENDIKTAN), Sdr. Aurora Hanifa (MENKEU), Sdr. Hilyati Fajrina (MENPUSMAT), Sdr. Yulia Ulfah (MENSEK), Sdr. Indriatmoko (DP), Sdr. Abdul Rohman Zaky (DP) dan Sdr. Jou Simbolon, S. Si (KeMANGTEER).
Para MANGROVER berangkat dari Kantor KeSEMaT, mulai pukul 08.30 WIB dengan mengendarai motor, dan tiba di lokasi survey pertama, yaitu Kelurahan Trimulyo dan mendapati kondisi pantai di kelurahan tersebut dalam kondisi yang sangat parah. Pesisir Trimulyo yang 90% telah dikonversi menjadi area pertambakan telah menyebabkannya terabrasi oleh pantai sehingga mengikis habis daratannya. Daratan yang telah terkikis habis ini, agak sedikit menyulitkan para KeSEMaTER dalam menentukan lokasi penyulaman MANGRES 2010. Namun demikian, setelah melakukan pencarian dan bersusah payah melewati area terabrasi yang jalannya semakin menyempit, maka akhirnya lokasi penyulaman MANGRES 2010 bisa ditentukan.
Setelah melakukan survey mangrove di Kelurahan Trimulyo, lokasi berikutnya adalah kawasan penangkaran burung di Kelurahan Morosari, Demak. Meskipun harus berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh, namun rasa capek terobati dengan pemandangan indah ratusan burung yang terdapat di hutan mangrove, tersebut. Di Morosari ini, para MANGROVER juga mendapati jajanan pasar yang diproduksi dari buah dan bunga mangrove jenis Avicennia. Tertarik dengan jajanan mangrove tersebut, para KeSEMaTER tak kuasa untuk mencobanya, dan ternyata rasanya tidak sepahit yang diperkirakan. Selama ini, mangrove memang kental dengan image pahit, yang disebabkan oleh kadar tanin yang terkandung di dalamnya. Penasaran dengan cara pengolahannya, maka KeSEMaTER sempat pula menanyakan mengenai teknik pengolahannya kepada warga sekitar.
Setelah survei di Morosari selesai, maka perjalanan dilanjutkan ke Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Demak. Tujuan ke Desa Surodadi ini adalah untuk meminta ijin kepada pihak kelurahan karena dalam beberapa waktu mendatang, KeSEMaT juga akan mengadakan rangkaian acara KeSEMaTHUNT KeSEMaTTOUR (KHKT) 2010, di lokasi tersebut.
No comments:
Post a Comment