Semarang - KeSEMaTBLOG. Memberikan pelatihan, menyebarkan informasi dan memasyarakatkan pengetahuan-mangrove-kami kepada Rekan-rekan dan para Mitra Kerja kami se-Indonesia, itulah yang kemarin baru saja kami lakukan, pada tanggal 24 – 26 Juli 2009, di saat MANGROVE REpLaNT (MR) 2009: Seminar Nasional, Pelatihan dan Penanaman Mangrove di Teluk Awur, Jepara.
Sebanyak kurang lebih 80 orang peserta pelatihan MR 2009 se-Indonesia yang terdiri dari (1) para pelajar, mahasiswa, swasta, LSM, dinas pemerintahan, dan (2) PKK dan warga Teluk Awur dan Tanggul Tlare Jepara, telah kami latih dengan pengetahuan mangrove yang cukup, agar pada saat kembali ke daerahnya masing-masing, minimal mereka telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang mangrove berikut teknik-teknik rehabilitasinya.
Dengan suasana yang penuh keakraban dan kebersamaan, waktu yang hanya tiga hari itu, kami rasa sangatlah tidak cukup untuk memberikan materi-mangrove-kami, yang memang bejibun banyaknya. Apalagi untuk lebih mempererat rasa persahabatan dan keakraban kami dengan para peserta maupun antara peserta dengan peserta MR 2009 lainnya, kiranya dibutuhkan waktu yang lebih banyak lagi dan tak hanya tiga hari dua malam. Namun, untunglah dengan pemikiran yang sama bahwa kualitas pertemuan adalah lebih baik daripada kuantitasnya, waktu yang sempit itu, kami pergunakan sebaik mungkin untuk mendapatkan ilmu mangrove dan mempererat silaturahmi.
“Kail lebih penting daripada ikannya,” itulah pepatah yang rasanya sangat tepat untuk merepresentasikan apa yang telah kami kerjakan di MR 2009, ini. Mencoba untuk tak lagi mengajak ratusan orang dalam merehabilitasi kawasan pesisir tanpa membekali mereka dengan pengetahuan mangrove yang cukup, maka kami lebih memilih untuk memberikan bekal tiga buah pelatihan, yaitu (1) pelatihan ekosistem mangrove, (2) pelatihan pembuatan makanan dan minuman mangrove dan (3) pelatihan pembibitan dan penanaman mangrove dengan sistem silvofishery.
Pengalaman yang lalu, mengajarkan kepada kami bahwa walaupun di dalam program-program penanaman mangrove, kuantitas peserta adalah penting, namun apabila tanpa dibarengi dengan pemberian materi pelatihan mangrove untuk meningkatkan kualitas pengetahuan mangrove para peserta yang mengikutinya, maka akan sia-sia saja tenaga yang dikeluarkan oleh mereka. Maka, konsep seperti inilah yang sengaja diterapkan dalam MR 2009.
Hasilnya, setelah MR 2009 selesai, maka bermacam ucapan selamat dan terima kasih seakan tak pernah berhenti datang “menghujam” di Jaringan KeSEMaTONLINE, kami. Lihatlah foto di atas, dengan cermat kami memberikan pelatihan tentang bagaimana teknik pembibitan mangrove di bedeng persemaian kami yang terletak di Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK). Setelah itu, kami juga memberikan petunjuk tentang bagaimana metode penanaman di tambak Tanggul Tlare Jepara, dengan sistem silvofishery, itu. Maka, hal inilah yang membuat kenangan MR 2009, menjadi begitu hangatnya. Sampai jumpa di MR 2010. Salam MANGROVER!
makasih atas infonya.
ReplyDeleteKenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang | moratmarit