Survei bertujuan untuk mengetahui potensi mangrove yang terdapat di kawasan tersebut agar dapat mengembangkan sisi ekonomisnya sehingga dapat lebih berdaya guna. Dalam kesempatan ini, KeSEMaT diwakili oleh Sdr. Anggoro Da’an Budi Saputro (MENWIRA) dan Sdri. Rena Sagita (Staf MENWIRA).
Tim tiba di lokasi survei, yaitu Kelurahan Tambakbulusan pada pukul 10.15 WIB. Di sepanjang pematang tambak dan sungai, terdapat berbagai jenis mangrove yang dapat digunakan sebagai bahan baku batik mangrove, yaitu Rhizophora.
Setelah melakukan survei di Kelurahan Tambakbulusan, lokasi berikutnya adalah Pesisir Pantai Glagah Wangi Istambul, Demak. Perjalanan menuju lokasi harus dilalui dengan perahu melewati sungai karena tidak terdapat akses darat.
Sepanjang perjalanan, terlihat deratan mangrove jenis Avicennia berjejer di tepian. Namun sayang, kondisnya kering dan mati. Menurut informasi warga sekitar, hal ini diduga karena serangan hama.
"Survei dilakukan mulai dari pagi hingga sore hari," kata Sdri. Rena. "Setelah survei, kami menyimpulkan bahwa terdapat potensi bahan baku pewarna batik mangrove di Demak, karena Rhizophora sangat melimpah di daerah tersebut,” pungkasnya.
(RS/ADM/AP).
No comments:
Post a Comment