2.8.20
Teknologi Hybrid Engineering untuk Atasi Abrasi Pantai
Di Timbul Sloko misalnya, garis pantai telah hilang antara 200 - 900 meter antara tahun 2003 - 2012. Di daerah ini, tambak telah hilang, pemukiman penduduk tergenang air laut dan insfrastruktur penting rusak parah.
Umumnya, praktisi pesisir mencoba untuk melawan erosi pantai dengan bangunan keras, semisal Alat Pemecah Ombak (APO) beton. Padahal, hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya keseimbangan pantai.
HE memiliki struktur yang terbuat dari kayu dan ranting-ranting yang didesain khusus oleh engineer Belanda. HE memungkinkan dilalui oleh air dan lumpur, mampu memecahkan namun tidak memantulkan gelombang, sehingga sedimen dapat terperangkap di dalamnya.
Bangunan yang menganut sistem perakaran mangrove ini, dalam jangka panjang akan ditanami oleh mangrove, setelah sedimennya terkumpul. Sampai dengan artikel ini ditulis, konstruksi HE sudah dibangun di Demak oleh warga setempat, dengan pengawasan langsung dari Tim KeSEMaT.
Semoga saja, dengan adanya pilot project HE ini, maka akan memberikan alternatif pengetahuan baru bagi pembangunan mangrove dan pesisir di Indonesia. (VCP/AP/ADM).
Label:
KeSEMaTPEDIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment