Jepara - KeSEMaTBLOG. Penuh lumpur, kotor dan basah, itulah yang dirasakan oleh semua para Peserta MANGROVE REpLaNT (MR) 2009 yang melaksanakan pelatihan penanaman mangrove di Desa Tanggul Tlare, Jepara. Lihatlah foto di samping ini, para Peserta MR 2009 sedang mendistribusikan bibit mangrove jenis Ceriops, Bruguiera dan Rhizophora untuk kemudian ditanam di lokasi penanaman yang telah ditentukan oleh KeSEMaT. Pelatihan penanaman mangrove ini, dilaksanakan oleh KeSEMaT pada hari Minggu, 26 Juli 2009 mulai pukul 08.00 WIB.
Sebelum ke lokasi penanaman, dari Asrama Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Panitia dan Peserta MR 2009 yang baru saja selesai mendapatkan materi pelatihan pembibitan mangrove di Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK), menaiki tiga mobil pick up sesuai dengan kelompoknya masing-masing, yaitu Wilayah Barat, Wilayah Tengah dan Wilayah Timur.
Setelah acara seremonial yang diisi oleh sambutan-sambutan dari Sdr. Indriatmoko (Presiden KeSEMaT), Bapak Zaenuri (Petinggi Desa Tanggul Tlare), Bapak Suryono (Ketua Pengelola Kampus Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jepara) selesai, pelatihan penanaman dibuka secara langsung oleh Bapak Achid (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Jepara).
Selanjutnya, para trainer pelatihan penanaman mangrove dari KeSEMaT, yaitu Sdr. Windy Indra Ardiansyah (DP), Sdr. Sunanto Kusuma Pradono (DP) dan Bapak Agus Susanto (IKAMaT) segera mengambil alih. Peserta MR 2009 dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan daerah asalnya, yaitu Wilayah Barat, Wilayah Tengah dan Wilayah Timur. Masing-masing peserta segera diajak untuk mengambil bibit-bibit mangrove di pematang tambak yang sebelumnya telah disiapkan oleh Panitia MR 2009.
Setelah itu, para Peserta MR 2009 menyusuri pematang tambak dan menanam ratusan bibit mangrove di pinggir tambak. Semua peserta menenggelamkan sebagian tubuhnya ke dalam tambak dan mulai menanam bibit mangrove dengan jarak 1 m x 1 m. Tak hanya itu, setelah selesai menanam dengan jarak yang telah dikonsep dengan rapi oleh para trainer dari KeSEMaT, para peserta juga menancapkan ajir di samping bibit mangrove dan mengikatnya dengan tali rafia, untuk mencegah robohnya bibit saat air pasang. Proses penanaman ini dilakukan bersama–sama dengan warga desa Tanggul Tlare yang juga merasakan kekhawatiran akan nasib desanya yang terancam tenggelam akibat laju abrasi yang semakin tinggi.
Selesai melakukan penanaman ratusan bibit mangrove, para peserta beristirahat sambil membersihkan dirinya sembari mandi dan bermain-main di pantai Tanggul Tlare yang luar biasa indahnya. Bersama dengan warga Desa Tanggul Tlare, para Peserta MR 2009 nampak antusias namun sedih, saat mendengarkan sebuah cerita tenggelamnya sebuah desa bernama Bulak Lama, yang lokasinya berjarak kurang lebih lima ratus meter dari tempat mereka membersihkan dirinya.
Setelah bersih diri, peserta dan panitia MR 2009 berpamitan kepada warga desa setempat untuk kembali ke asrama tempat mereka menginap, tepat pada pukul 12.00 WIB. Selanjutnya, Peserta MR 2009 bersiap-siap menyambut acara berikutnya, yaitu berupa kesan pesan dan pembagian sertifikat. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment