Semarang – KeSEMaTBLOG. Setelah membaca dan mencermati ratusan artikel yang ada di Jaringan KeSEMaTONLINE, muncul satu-dua pandangan sinis yang dilontarkan oleh para penikmat Jaringan KeSEMaTONLINE kepada sebagian pelaku Program dan Proyek Rehabilitasi Mangrove di Pesisir (P2RMP) negara ini, yang mereka “tuduh” tidak serius dalam menjalankan P2RMP, tersebut.
Mereka menganggap bahwa yang dilakukan oleh pelaku P2RMP itu, hanyalah sebuah jalan untuk mengeruk keuntungan semata yang mengatasnamakan P2RMP, - yang katanya dijalankan demi kesejahteraan kehidupan mangrove dan masyarakat pesisir - namun tanpa mendapatkan hasil yang maksimal.
Pandangan seperti ini, menurut hemat kami muncul, karena memang di lapangan seringkali terjadi P2RMP yang gagal, dimana kelulushidupan bibit-bibit mangrove menjadi sangat minimal, pun kehidupan masyarakat pesisir yang diawal P2RMP, dijanjikan oleh pelaku P2RMP akan meningkat, namun tak juga kunjung menampakkan kesejahteraannya.
Melihat hal ini, menurut hemat kami, para pelaku P2RMP sebenarnya (semoga saja) memiliki niat dan itikad yang baik untuk membantu keselamatan mangrove di pesisir-pesisir kita. Kalaupun pada akhirnya, di tengah jalan, P2RMP tersebut terkesan hanya main-main saja, dengan tanpa mengindahkan metode pembibitan, penanaman dan pemeliharaan bibit mangrove yang benar misalnya, maka seharusnya hal seperti itu dijadikan sebuah evaluasi dan pembelajaran yang sangat berharga bagi para pelaku P2RMP tersebut, sebelum menyelenggarakan P2RMP- P2RMP, selanjutnya.
Namun demikian, sikap apriori dari para penikmat Jaringan KeSEMaTONLINE kepada para pelaku P2RMP, kami rasa juga tidak harus dilakukan secara berlebihan mengingat para pelaku P2RMP sudah sangat bekerja keras dalam melaksanakan P2RMP, apalagi untuk mengkoordinasikan P2RMP kepada berbagai pihak yang terlibat, juga tidaklah mudah. Justru, yang dibutuhkan sekarang adalah sebuah solusi atas sinisme mereka, agar para pelaku P2RMP bisa bekerja lebih baik lagi, di masa mendatang.
Adanya sebuah sikap bijaksana dari penikmat KeSEMaTONLINE dalam menghadapi kinerja yang tidak sempurna dari para pelaku P2RMP, bisa diwujudkan dengan cara memberikan komentar dan informasi berupa solusi yang membangun kepada para pelaku P2RMP dan tak hanya kritik, saja. Sikap bijaksana lainnya yang bisa juga ditunjukkan misalnya adalah dengan tidak menghakimi terlebih dahulu terhadap cara pembibitan yang asal-asalan, metode penanaman yang kurang benar, perijinan lokasi yang diabaikan, program pemeliharaan yang tidak dijalankan dan lain-lain, sebelum P2RMP benar-benar selesai dilaksanakan. Perlu disadari bahwa untuk mencapai kesempurnaan P2RMP dibutuhkan waktu. Dan, waktu itu tidaklah sebentar melainkan lama, menunggu sinkronisasi dari semua pihak yang terlibat dalam P2RMP dan pertumbuhan bibit-bibit mangrovenya, sendiri.
Sebagai penutup, dibalik “tuduhan tendensius” dari para penikmat KeSEMaTONLINE kepada para pelaku P2RMP, semoga saja hal ini tidak lantas mengurangi niat kita semua untuk selalu mendukung para pelaku P2RMP dalam menyelenggarakan P2RMP di pesisir Nusantara tercinta. Kita harus selalu mendukung mereka, bagaimanapun bentuk P2RMP-nya. Satu P2RMP yang dilaksanakan walaupun kurang berhasil, tentu saja akan lebih baik daripada kita tidak melakukan P2RMP sama sekali, apalagi tak melakukan tindakan apapun, padahal kita tahu bahwa mangrove di pesisir kita sudah sangat “sekarat” dan membutuhkan pertolongan, kita. Semoga ke depan, kita bisa lebih bijak dalam bersikap. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment