"Jadi, MAS Holdings berniat melakukan upaya penghijauan dan rehabilitasi mangrove di perusahaannya yang tersebar di beberapa negara, terutama di Asia," jelas Sdr. Anggoro Da'an Budi Saputro (MENWIRA). "Khusus di Indonesia, mereka berencana bekerja sama dengan KeSEMaT, untuk menanam mangrove di area kerja anak perusahaan mereka, yaitu PT MAS Sumbiri dan PT Mas Silueta, yang masing-masing berada di kawasan pesisir Kendal dan Semarang," terangnya lebih lanjut.
Rapat yang dilangsungkan mulai pukul 15.00 - 16.30 WIB ini, membicarakan beberapa hal penting, terkait usaha rehabilitasi hutan mangrove, seperti teknik penanaman mangrove, jenis-jenis bibit mangrove, besaran anggaran rehabilitasi mangrove, kepemilikan lahan, luas areal penanaman mangrove, program pemantauan mangrove, dan lain-lain.
"Kami menghubungi KeSEMaT agar dapat memberikan gambaran kepada kami mengenai konsep rehabilitasi mangrove, berikut anggarannya dalam jangka panjang," ujar Bpk. Ginanjar Saputra (PT MAS Sumbiri). "Beberapa rekan kami dari MAS Holdings Sri Lanka juga ikut bergabung pada rapat kali ini, dengan harapan agar mereka dapat mengetahui gambaran umum proyek yang akan dikerjasamakan antara perusahaan kami dengan KeSEMaT," tambahnya.
Ibu Darsini (PT MAS Silueta) juga menanyakan teknis program penanaman mangrove di area kerja perusahaannya di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Semarang."Kami juga berkeinginan mengadakan program penghijauan, tepatnya di belakang perusahaan kami yang terdapat kawasan mangrovenya," kata Ibu Darsini. "Kami mohon KeSEMaT untuk dapat melakukan survei ke tempat kami, melihat jenis mangrove yang cocok ditanam, berikut konsep penanaman mangrovenya," lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Sdr. Ghifar Naufal Aslam (Presiden) memberikan informasi mengenai beberapa jenis mangrove yang cocok ditanam di pesisir Semarang.
"Jenis mangrove, seperti Rhizophora mucronata, umum ditemui di Semarang. Untuk program penanaman mangrove, jenis ini bisa dipilih supaya kelulushidupannya dapat optimal," kata Presiden.
Bpk. Aris Priyono (QC) yang juga ikut bergabung pada rapat kali ini, memperjelas informasi mengenai status lahan di kawasan pesisir Semarang yang sudah banyak dimiliki oleh pihak ketiga.
"Program penanaman mangrove di Semarang dan di Indonesia, permasalahan utamanya adalah lahannya," terang QC. "Agar penanaman mangrove berhasil baik, maka selain teknik penanamannya harus benar dan pemantauannya dilakukan kontinyu, lahannya juga harus jelas statusnya," terangnya lebih lanjut.
Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, yang akan ditindaklanjuti dengan rencana aksi kedepan antara kedua lembaga, berupa kerja sama proyek rehabilitasi mangrove di pesisir Semarang dan Pantura Jawa, dalam beberapa waktu mendatang. (AP/ADBS/ADM).
No comments:
Post a Comment