Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 28 April 2016, mulai pukul 10.00 - 14.00 WIB, KeSEMaT menghadiri undangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, dalam acara Stakeholder Discussion yang mengangkat tema Urban Resilience. Acara diskusi ini dilakukan di Gumaya Tower Hotel, Semarang.
Pada kesempatan kali ini, KeSEMaT yang diwakili oleh Sdr. Ardyan Syahputra (MENKOMSI) dan Sdri. Aulia Putri (staf MENKOMSI) ikut mendiskusikan permasalahan perkotaan yang selama ini menjadi momok masyarakat luas, khususnya Indonesia.
Acara ini dilatarbelakangi oleh adanya konferensi PBB tentang Perumahan dan Perkembangan Perkotaan Berkelanjutan yang diadakan dalam forum Habitat III (H III), yang akan dilaksanakan di Quito, Ecuador pada tahun 2016 ini.
Sebelum forum Habitat III ini berlangsung, sebelumnya telah dilakukan forum Habitat I (H I) di Vancouver, Canada pada tahun 1976 dan Habitat II (H II) di Istanbul, Turki pada tahun 1996.
Forum ini dilakukan selama 20 tahun sekali, karena dengan rentang waktu tersebut, populasi kehidupan di dunia dapat diamati secara signifikan.
Selain KeSEMaT, pada forum diskusi di Gumaya Tower Hotel ini, dihadiri oleh beberapa pembicara yang sangat mengerti akan permasalahan kependudukan di Indonesia, yaitu Ir. H.Yoyon Indrayana, MT dari Cirebon, Jawa Barat. Dr. Ing Winandari H, ST, MT, M.Ps dari Universitas Diponegoro dan Bapak Purnomo dari BAPPEDA Kota Semarang.
Selain itu, dihadiri juga beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemerintah, LSM dan lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang pembangunan elemen wilayah kota.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Bapak Denni selaku perwakilan dari Forum Habitat III. Selanjutnya, dilakukan pemaparan materi dari pembicara-pembicara untuk membahas tentang permasalahan kota.
"KeSEMaT ikut serta dalam forum ini, karena dalam perencanaan wilayah kota yang sangat kompleks ini, KeSEMaT ikut berperan dalam hal pemberdayaan wilayah pesisir. Seperti halnya permasalahan-permasalahan yang sering terjadi di Kota Semarang ini, adalah masalah banjir rob, intrusi air laut, abrasi dan lain sebagainya," jelas Sdr. Ardyan.
"Pada kesempatan kali ini, KeSEMaT juga ikut memberikan pemikiran mengenai permasalahan tersebut. Dengan menggalakkan save mangrove, maka secara tidak sengaja, permasalahan pesisir tersebut mulai terangkat untuk dapat diatasi bersama. Banyak juga pemikiran-pemikiran dari lembaga-lembaga lain yang ikut menguatkan kegiatan cinta lingkungan," tambah Sdri Aulia.
“Dengan adanya peran remaja, khususnya mahasiswa, maka permasalahan mengenai bencana perubahan iklim ini akan dapat teratasi. Karena pemuda merupakan bakal pemimpin bangsa selanjutnya. Jadi, kalau pemuda nggak ikut bergerak, bagaimana nasib dunia kita nanti?,” ujar salah satu peserta forum diskusi.
Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab, pembacaan kesimpulan dan ditutup dengan foto bersama oleh seluruh peserta diskusi. (AS).
No comments:
Post a Comment