"Menanam mangrove bersama para peserta MANGRES 2016 pagi ini, sangat menyenangkan. Selain berbagi ilmu mangrove kami, kami juga bisa berkenalan dan lebih banyak tahu mangrove dari cerita-cerita mereka," ujar Sdr. Novian P. Kusuma (MENSEK) selaku Ketua MANGRES 2016.
Pada tahun ini, tema MANGROVEDOELOE sengaja dipilih dengan tujuan agar para peserta dapat tergerak hatinya untuk mengembalikan kejayaan hutan mangrove di masa lalu. Seperti diketahui bahwa mangrove di Indonesia saat ini sudah rusak hingga lebih dari 70%. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan sekali.
"Saya, juga KeSEMaT ingin mengajak Indonesia agar melihat ke peta luas hutan mangrove di Indonesia di masa lalu. Hutan mangrove kita telah ditebang sejak Hindia Belanda untuk perluasan pertambakan dan terus terdegradasi sampai dengan sekarang," ujar Sdr. Novian menambahkan.
Berdasarkan data yang dihimpun NatGeo Indonesia, maka pada tahun 1999, luas wilayah mangrove yang terdapat di Indonesia yakni total 8,6 juta hektare. Namun, sejak rentang 1999 hingga 2005, hutan mangrove itu sudah berkurang sebanyak 5,58 juta hektare atau sekitar 64 persennya. Saat ini, hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal 3,6 juta hektare, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang.
"Pagi ini, acara penanaman mangrove mengajak semua pihak untuk berkontribusi. Yuk, kita urus mangrove dulu. Bukan artinya mengesampingkan lainnya, namun ekosistem inilah yang paling rentan dan tercepat kerusakannya. Dulukan mangrove, lakukan upaya rehabilitasi untuk memulihkannya agar populasinya makin meningkat, seperti di masa dahulu," terangnya.
Beberapa peserta yang ikut dalam penanaman MANGRES 2016 pagi itu nampak bersemangat mengikat bibit mangrove jenis Rhizophora di ajir dengan tali rafia yang telah disiapkan oleh panitia.
"Kalau bukan kita yang menjaga mangrove, mau siapa lagi. Kalau bukan sekarang nanem mangrovenya, mau kapan lagi? Yuk, mangrove dulu, dulukan mangrove!," ujarnya sambil tersenyum. (VD).
No comments:
Post a Comment