Ada banyak binatang lucu dan unik di hutan mangrove Teluk Awur Jepara. Namun sayang, habitat mereka terancam karena ulah penduduk setempat yang merusak dan menebangi pohon mangrove. Padahal hutan mangrove digunakan sebagai tempat berteduh sekaligus beranak-pinak bagi binatang-binatang mangrove itu. Penduduk sekitar tak menyadari, dibalik hutan mangrove, ada kehidupan lain layaknya kehidupan mereka. Mereka kurang peduli dengan ekosistem mangrove disekitarnya.
Hal ini terlihat dari semakin menipisnya vegetasi mangrove yang ada. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat tersiar kabar ada oknum masyarakat yang sengaja menebangi pohon mangrove. Ini berbahaya, karena habitat binatang-binatang mangrove itu bisa terancam! Harus segera diberikan pengertian kepada masyarakat sekitar kalau binatang-bintang mangrove juga memiliki kehidupan layaknya manusia. Mereka makhluk hidup seperti kita!
Untuk memberikan informasi, pendidikan dan pengetahuan tentang binatang-binatang mangrove itulah, saya bersama 18 orang rekan-rekan saya, sempat memfilmkan binatang-binatang mangrove di hutan mangrove Teluk Awur dan Tanggul Tlare Jepara. Pembuatan film ini didanai oleh WI-IP (Wetlands International Indonesia Programme) yang kemudian menunjuk organisasi saya, KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) sebagai pelaksananya. Kegiatan ini juga mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Ada sembilan spesies binatang mangrove yang difilmkan. Masing-masing memiliki karakter dan sifat tersendiri yang unik.
Kepiting Laga/Fiddler Crab (Uca sp)
Kepiting Laga terdiri dari beragam spesies. Ada 80 spesies Kepiting Laga di seluruh dunia. Warnanya sangat beragam. Semua warna, hampir bisa dipastikan terdapat dikarapasnya yang berwarna-warni bak pelangi. Disebut juga dengan Kepiting Pemain Biola atau Fiddler Crab. Disebut demikian, karena gerakan capitnya mirip sekali dengan gerakan pemain biola saat menggesek alat musik itu. Nama ilmiahnya adalah Uca sp. Uca adalah kepiting kecil bersapit besar. Dia sering ditemukan mencari makanan di daerah berpasir, habitat favoritnya. Kepiting jantan memiliki capit besar sebelah. Sedang kepiting betinanya, mempunyai sepasang capit kecil yang sama. Uca sering terlihat bersosialisasi di tempat yang panas. Mereka bisa hidup pada lingkungan bersuhu tinggi, karena memiliki kemampuan beradaptasi pada variasi suhu dan salinitas yang lebar. Uca jantan sering bertarung untuk memperebutkan Uca betina. Mereka memiliki pola sosialisasi yang unik. Secara bersama-sama, mereka menjaga satu buah lubang.
Kepiting Semapor/Semaphore Crab (Ilyoplax sp)
Kepiting ini sering menaikturunkan capitnya seolah-olah sedang memainkan kode-kode semapor. Nama ilmiahnya adalah Ilyoplax sp. Ilyoplax menaikturunkan capitnya untuk menandai daerah kekuasaannya. Terkadang, dia juga melakukan hal yang sama, untuk menunjukkan pada lawan jenisnya, bahwa dia telah siap melakukan perkawinan. Kepiting kecil ini, sering dijadikan indikator keberadaan daerah mangrove. Ukurannya mungil, kurang dari 1 cm. Ilyoplax jenis kepiting pemalu. Begitu ada gerakan, dia akan segera masuk lubangnya.
Kepiting Ungu Pemanjat/Purple Climber Crab (Metopograpsus sp)
Nama ilmiahnya adalah Metopograpsus sp. Dia sering memanjat akar bakau. Kepiting ini memanjat untuk menghindari air pasang dan predator. Di balik rapatnya perakaran mangrove jenis Rhizhopora, Metopograpsus sering melakukan perkawinan. Proses kawin terjadi, sesaat setelah sang betina berganti kulit. Proses perkawinan, distimulasi oleh sebuah feromon. Kepiting kawin secara internal. Sang jantan memindahkan spermatozoa ke oviduk si betina. Mereka kawin di darat. Tapi setelah itu, saat suhu hangat, si betina segera menuju ke laut secara periodik untuk melepaskan telurnya.
Kepiting Oranye/Orange Signaller Crab (Metaplax sp)
Metaplax menggunakan dua capit besarnya untuk menangkap makanan di substrat mangrove yang halus. Makanannya adalah cacing-cacing bentik yang berukuran kecil. Mereka bertempat tinggal diantara akar-akar Rhizophora dan substrat mangrove yang halus pada tepian saluran air mangrove. Sang jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dari betinanya. Dia memiliki sepasang capit oranye yang besar, untuk itulah dia disebut Kepiting Oranye. Warna capitnya terlihat sangat kontras dengan substrat mangrove yang hitam. Metaplax jantan sering bertarung. Pertarungan akan terjadi saat mereka memperebutkan betina atau lubang tempat tinggalnya. Jika sudah bertarung, mereka seolah tak mau berhenti. Pertarungan akan berhenti, saat salah satu dari mereka, nampak menyerah kalah. Dalam pertarungan, adalah biasa kalau mereka akan kehilangan salah satu capitnya. Saat malam tiba, Metaplax menghabiskan hidupnya untuk beristirahat. Dia sering terlihat sedang bercengkrama dengan betinanya. Metaplax sering bergerombol di substrat mangrove yang halus untuk mencari makan dan mencari pasangan. Kepiting oranye jantan memiliki bentuk abdomen (perut) yang lancip. Sedangkan betinanya, memiliki abdomen membundar. Saat bertelur, Sang Betina menempatkan telurnya dibagian perutnya. Sang Jantan terlihat memiliki sepasang capit yang lebih besar dari Sang Betina. Metaplax mendapatkan oksigen dari air. Air itu kadang mengandung garam dan logam berat, yang bisa terakumulasi ke tubuh mereka. Meskipun di bagian mulutnya sudah terdapat bulu-bulu halus sebagai filter, namun hal ini tidak mampu menghalangi difusi ion kecil logam berat itu, masuk ke dalam membran insangnya.
Ikan Gelodok/Mudskipper (Periophthalmus sp)
Ikan Gelodok disebut juga dengan Mudskipper. Dia adalah ikan lumpur yang lucu. Ikan Gelodok bisa berjalan dan berlompatan diantara akar-akar mangrove. Ikan ini merupakan keluarga dari ikan Gobiidae. Dia memiliki mata yang menonjol keluar. Matanya berfungsi maksimal saat melihat pemangsanya dari jauh. Kemampuannya untuk hidup di dua alam, menjadikan binatang ini sangat tangguh. Ikan Gelodok, memiliki kemampuan berjalan dengan kaki palsunya. Sebenarnya kaki ini adalah sirip dadanya yang telah mengalami adaptasi, sehingga menjadi kuat, dan bisa digunakan untuk berjalan di lumpur mangrove. Tak salah kalau disebut ikan bermata kodok. Yang unik adalah, dia bisa berkedip! Tidak semua ikan gelodok hidup di lumpur mangrove, ada juga yang hidup di muara atau in let saluran air yang masuk ke dalam hutan mangrove. Ular adalah predator ikan gelodok. Ular mangrove mencari mudskipper pada malam hari. Ikan Gelodok adalah makanan lezat yang dapat mengganjal perut ular, hingga 3 sampai 4 hari, saat perburuan berikutnya. Rantai makanan ini terus terjadi di alam. Alam memiliki cara yang khas untuk menjaga keseimbangannya.
Udang Pistol/Pistol Shrimp (Alpheus sp)
Dinamakan demikian karena bunyi capitnya seperti tembakan pistol. Disebut juga dengan snapping prawns karena suara capitnya seperti petikan jari manusia. Nama ilmiahnya adalah Alpheus sp. Sesekali dia berhenti dan bersembunyi di balik akar pohon mangrove, pecahan karang atau daun mangrove yang jatuh pada permukaan air, sembari mencari makanan. Alpheus termasuk binatang yang bisa memakan segala macam makanan. Dalam pengembaraan menyusuri lantai hutan, dia menempati lubang dari hewan mangrove yang telah ditinggalkan penghuninya. Capitnya yang besar digunakan sebagai alat untuk memegang dan memotong makanan. Capit juga digunakan sebagai alat bantu dalam mendorong lumpur, batuan kecil atau pasir saat menggali lubang. Saat bertelur, Alpheus betina, membawa telur-telur berwana hijau pada perutnya. Malam hari, Alpheus tetap aktif mencari makan menyusuri lantai hutan mangrove. Alpheus sering memainkan capitnya sehingga terdengar suara seperti tembakan pistol. Hal ini dilakukannya untuk menganggu konsentrasi pemangsanya sehingga tak jadi untuk memangsanya. Dia menggunakan hutan mangrove sebagai tempat mencari makan, berlindung, memijah, dan membesarkan anaknya. Alpheus menggali lubang persembunyiannya dibawah sebuah pecahan batu karang. Efek yang ditimbulkan dari penggalian lubang ini sangat unik karena akan terlihat kepulan lumpur dari dalam pecahan batu karang tadi. Dengan kaki renangnya, dia mencoba menyingkirkan batuan kecil dan pasir untuk membangun liangnya. Sesekali dia juga menggunakan capitnya untuk mendorong batuan.
Kepiting Pemanjat Pohon/Tree-Climbing Crab (Episesarma sp)
Besarnya sekepalan tangan orang dewasa. Kepiting memiliki pasangan anggota tubuh bernama Maksiliped yang digunakan untuk makan. Diameter lubangnya bisa mencapai 6 cm. Kepiting ini hidup secara berkelompok. Dalam 25 m2 bisa terdapat 5 sampai 6 lubang. Nama ilmiahnya adalah Episesarma sp. Untuk membedakan satu spesies dengan spesies lainnya, kita bisa melihat dari warna capitnya. Kepiting jantan, memiliki bentuk abdomen atau perut yang lancip. Selesai mencari makan, dia kembali kedalam lubangnya. Sama seperti Kepiting Ungu Pemanjat, dia suka memanjat pohon mangrove. Jangan sekali-kali berani menangkapnya secara sembarangan. Karena begitu tercapit, jangan tanya rasa sakitnya. Sengatan lebah, lewat! Menurut kabar ada tiga spesies dan semuanya bernilai ekonomis. Sayang di Indonesia kurang terkenal. Masih kalah dengan Kepiting Bakau (Scylla serrata) yang sudah banyak dibudidaya. Di daerah Demak, orang lebih suka menyebutnya sebagai Wideng. Banyak diburu juga, tapi nggak terlalu komersil. Padahal di Thailand, kepiting ini sangat terkenal cita rasanya. Dengan bumbu rahasia, dia dimasak pake cuka dan menjadi seafood favorit di sana! Sama seperti Kepiting Ungu Pemanjat (Metopograpsus sp), dia juga suka main panjat-panjatan di pohon! Tapi nggak terlalu tinggi. Tujuannya sama, untuk menghindari air pasang dan predator seperti ular dan berang-berang.
Kelomang Darat/Land Hermit Crab (Coenobita sp)
Nama ilmiahnya adalah Coenobita sp. Disebut juga dengan kepiting pertapa atau kepiting hermit, karena dia nampak seperti pertapa, dan cangkang keong itu adalah goanya. Orang sering salah kira dengan kelomang ini. Mereka menganggap kepiting hermit ini sebagai keong. Padahal bukan. Kelomang dilahirkan telanjang tanpa cangkang. Dia adalah kepiting Anomura yang hanya memiliki 3 pasang kaki jalan. Sungut pendek atau antenula, terletak diantara matanya, yang digunakan untuk menangkap bau dan mencari makanan. Sedangkan sungut panjangnya atau antena, terletak diluar matanya, yang berfungsi sebagai penyentuh benda. Saat diangkat dari atas tanah, dia sering berontak, bahkan terkadang bisa melompat keluar dari cangkangnya. Kelomang akan berganti cangkang seiring dengan perkembangan tubuhnya. Dia mencari cangkang baru untuk menggantikan cangkang lamanya di pesisir pantai sekitar mangrove. Dia akan melepaskan cangkan lamanya dan berjalan mundur sambil menyembunyikan karapasnya yang lunak. Di alam, dia akan menggunakan apa saja untuk mengganti cangkangnya, bila dirasakan sudah sempit. Jika tidak segera menemukan cangkang, dia bisa memakai cangkang apa saja seperti bohlam lampu bekas. Kepiting Hermit sangat pemilih dalam menentukan cangkangnya. Dia bisa menghabiskan waktu hingga lebih dari dua jam, hanya untuk melihat-lihat cangkang barunya. Dengan menyentuh menggunakan kaki dan antenanya, dia akan berpindah tempat ke cangkang barunya. Dia harus memastikan, kalau cangkang barunya, kualitasnya jauh lebih baik daripada cangkang lamanya.
Kelomang Mangrove/Mangrove Hermit Crab (Clibanarius sp)
Nama ilmiahnya adalah Clibanarius sp. Clibanarius mudah dikenali dari warna kakinya yang bergaris-garis biru. Setelah terjadi pergantian kulit, tubuhnya semakin membesar dan cangkangya terasa sempit. Dia segera melepaskan cangkang keongnya dan mencari cangkang baru. Dia mulai mencarinya di pesisir pantai. Dia mencoba mendekati cangkang temannya, dan mulai menyerang dua temannya yang bercangkang. Sama seperti kelomang darat, kadang dia nekat membunuh dan memakan temannya itu, hanya untuk merebut cangkang yang diinginkannya. Kelomang sangat tega untuk membunuh temannya sendiri, demi merebut cangkang itu. Kanibalisme diantara kelomang, memang tidak dilarang! Setelah lama mencari, akhirnya dia menemukan bohlam lampu bekas. Dia memasukinya, dan ternyata ukurannya pas dengan karapasnya. Kelomang mangrove tak sungkan-sungkan berjalan dengan bohlam lampu itu jika dirasa ukurannya cocok dengan karapasnya.
koq gak gambar dari organismenya, kan jadi kurang infrmatif
ReplyDelete