Pekalongan - KeSEMaTBLOG. Produk jajanan dan batik mangrove KeSEMaT, yaitu Mbak Jamat dan Mas Bamat mewakili KeSEMaT sebagai trainer dalam program pelatihan mangrove di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini, Mbak Jamat dan Mas Bamat diwakili oleh Sdri. Nurul Ulfah (MENKEU) dan Sdri. Sulistiowati (AMaT) bersama dengan warga binaan KeSEMaT yang diwakili oleh Ibu Mufidah dari kelompok Bina Citra Karya Wanita dan Srikandi Pantura.
Selaku trainer pelatihan, mereka bertiga mengajarkan teknik pengolahan buah mangrove menjadi aneka olahan jajanan pada program Pelatihan Pemanfaatan Mangrove (PPM) kepada Ibu-ibu warga pesisir Pekalongan.
Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2017, mulai dari pagi hingga siang hari, bertempat di Ruang Rapat Pusat Informasi Mangrove Pekalongan.
Mas Bamat and Mbak Jamat in Action
Seperti yang telah disebutkan di atas bawah PPM yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan ini mengundang peserta dari Ibu-ibu pesisir Pekalongan yang memasak dua buah jenis makanan, yaitu kue lumpur mangrove dan stik mangrove.
Jenis mangrove yang digunakan pada pelatihan ini adalah Bruguiera gymnorrhiza atau yang biasa disebut Lindur.
Pada saat pelatihan berlangsung, Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang ikut dalam pelatihan sangat antusias mengikuti pelatihan yang KeSEMaT berikan.
“Sebenarnya, Ibu-ibu di sini mau membuat penganan dari bahan dasar mangrove ini, hanya saja masih bingung untuk menjual ke mana setelah kami buat. Harapan kami, KeSEMaT bisa membantu memasarkannya,” ungkap salah satu Ibu yang mengikuti pelatihan.
Dalam kesempatan ini, KeSEMaT juga mengenalkan Mas Bamat, sebagai salah satu produk batik mangrovenya kepada peserta. Layaknya jajanan mangrove, maka batik mangrove juga dapat dijual untuk dapat membantu perekonomian masyarakat pesisir.
“Semoga saja, dengan kehadiran KeSEMaT beserta warga binaannya yang memproduksi Mbak Jamat dan Mas Bamat pada PPM ini, maka Ibu-ibu di pesisir Pekalongan akan mendapatkan inovasi baru mengenai pengolahan berbahan dasar buah mangrove,” terang Sdri. Ulfah. “Saya juga berharapa agar kegiatan ini dapat memicu daerah lain agar dapat mengelola dan memanfaatkan hasil olahan bahan baku mangrove secara bijak. Kami siap membantu sebagai trainer, dan “terbang” ke berbagai daerah di Indonesia, apabila diperlukan,” pungkasnya. (NU/ADM).
No comments:
Post a Comment