13.10.18

Bifa A. Manuhuwa: Chennai, Khulna dan Semarang Alami Persoalan Air Bersih

Semarang - KeSEMaTBLOG. Bertempat di salah satu hotel di Semarang, KeSEMaT yang diwakili oleh Sdr. Bifa A. Manuhuwa (Presiden) menghadiri Workshop dan Diskusi Penjajakan Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Semarang (Water as Leverage). Acara tersebut dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi dan Kota, Bappeda Kota Semarang, Wetlands Internasional, Red Cross and Red Crescent Climate Center, LSM, swasta dan institusi terkait lingkungan lainnya (4/9/18).

Water as Leverage Semarang adalah bagian dari Water as Leverage for Resilient Cities: Asia yang merupakan inisiatif dari utusan khusus Belanda untuk Bidang Air Internasional, yaitu Mr. Henk Ovink. Water as Leverage atau Air sebagai Mekanisme Perubahan memiliki pendekatan yang dibangun berdasarkan kompetisi desain untuk pembangunan kembali daerah yang terdampak Badai Sandy di New York dan New Jersey, Amerika Serikat.

Inisiatif dilakukan pada tiga kota di Asia yang menghadapi persoalan air bersih, yaitu Chennai (India), Khulna (Bangladesh) dan Semarang (Indonesia), dengan tujuan untuk mengkatalisasi terjadinya perubahan yang dilakukan dengan keterlibatan pihak lokal demi memastikan intervensi sehingga menghasilkan dampak yang diharapkan.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini dibuka langsung oleh Bpk. Budi Prakosa selaku Kepala Perencanaan dan Infrastruktur Bappeda Kota Semarang.

Acara dilanjutkan dengan paparan materi oleh Mr. Henk Ovink mengenai Pengelolaan Sumber Daya Air sebagai Akselerator untuk Adaptasi Iklim di Semarang yang dirangkai dengan sesi diskusi, umpan balik dan tanya jawab.

“Lokakarya ini menjadi awal dari proses kolaborasi antar berbagai elemen yang akan dilangsungkan untuk menyelesaikan berbagai tantangan masalah air di masa depan,” terang Presiden. “Proyek-proyek tersebut haruslah memenuhi kedua hal, yaitu dapat diimplementasikan dan harus transformatif. KeSEMaT selaku salah satu pegiat mangrove yang tentunya sangat bersinggungan dengan hal-hal ini, merasa perlu berkontribusi bagi terjaminnya kebutuhan air di masa depan,” tambahnya.

Setelah makan siang dan istirahat, acara dilanjutkan dengan dialog dan perancangan yang interaktif. Dialog dilakukan dengan cara mempertemukan tim dan mitra pemangku kepentingan, masyarakat, pemerintah, akademisi dan kalangan usahawan.

Acara ditutup dengan penyampaian kesimpulan dari hasil diskusi yang disampaikan oleh Bpk. Budi Prakosa dan Mr. Henk Ovink. (BAM/AP/ADM).

No comments:

Post a Comment