Jakarta - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 3 - 4 Oktober 2018, bertempat di Bandara International Hotel, Tangerang, KeSEMaT yang diwakili oleh Sdr. Bifa A. Manuhuwa (Presiden) menghadiri Lokakarya Identifikasi Faktor Kunci Sukses dan Keekonomian Restorasi Mangrove Berbasis Masyarakat yang diselenggarakan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (KEMENKO MARITIM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Praktisi Mangrove Nasional, LSM, Komunitas Mangrove di Indonesia, Media dan Swasta.
Kegiatan ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Mengawali penyusunan road map aksi mitigasi dan adaptasi yang berfokus kepada kegiatan restorasi mangrove berbasis masyarakat sebagai kontribusi terhadap Indonesian Blue Carbon Strategy Framework (IBCSF).
2. Merangkum kisah sukses dan mengidentifikasi faktor kunci sukses pengelolaan mangrove berbasis masyarakat dari berbagai lokasi di Indonesia.
3. Mendiskusikan keekonomian (terutama potensi ekonomi berkelanjutan) restorasi mangrove berbasis masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dan dimulai pada pukul 08.00 WIB di setiap harinya. Agenda pertama di hari pertama, yaitu Temu Wicara berupa Komitmen Pemerintah dalam Restorasi Mangrove, dilanjutkan dengan sesi Berbagi dan Identifikasi Faktor Sukses dari Berbagai Komunitas Mangrove di Indonesia. Agenda selanjutnya, yaitu Kunjungan dan Diskusi Lapangan ke Hutan Mangrove Muara Angke.
“Saya berbagi success story KeSEMaT selama hampir 17 tahun, juga menceritakan sejarahnya, berbagi konsep kampanye mangrovenya dan bagaimana membangun warga binaan, memperkenalkan segala produk KeSEMaT, afiliasi yang diciptakan oleh KeSEMaT hingga prestasi-prestasi yang berhasil diraih KeSEMaT selama ini,” terang Presiden.
Acara hari pertama ditutup dengan makan malam dan sesi networking dengan berbagai tamu undangan. Presiden KeSEMaT juga sempat bertemu dengan AMaT dalam satu forum tersebut, yaitu Bpk. Sapto Pamungkas dan Bpk. Afriza Aziz.
“Senang sekali rasanya bisa bertemu dengan Adik-adik KeSEMaT dalam satu forum ini dan mendengar kisah sukses KeSEMaT sejauh ini. Semoga KeSEMaT bisa tetap terus berjaya dan mampu menebar kebaikan kepada lingkungan pesisir di Indonesia,” ungkap Bpk. Sapto bangga.
Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan sesi Diskusi Restorasi Mangrove, Investasi, Biaya Terhindari dan Manfaat yang difasilitatori oleh KEMENKO MARITIM, Wetlands International dan Blue Forest.
Sesi diskusi dilanjutkan dengan tema yang berbeda, yaitu Regulasi dan Mekanisme Insentif Program Rehabilitasi Mangrove. Dalam sesi diskusi ini, para tamu undangan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk saling bercerita dan bertukar pikiran dalam menjalankan program rehabilitasi mangrove di lokasi masing-masing.
Acara ditutup dengan membuat rekomendasi bersama berupa road map menuju mainstreaming IBCSF, dilanjutkan dengan penandatanganan framework yang telah dibuat dan diakhiri dengan sesi foto bersama. (BAM/AP/WRI/ADM).
No comments:
Post a Comment