Wawancara tersebut difokuskan pada sejarah berdirinya KeSEMaT dan pandangan MENPORSI terhadap urgensi ekosistem mangrove di Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang serta fungsi dan manfaat ekosistem mangrove.
"Pada 9 Oktober 2001, para pendiri KeSEMaT merasa prihatin dengan kondisi lahan mangrove di pesisir Jepara yang gundul dan terkena abrasi dari tahun ke tahun,” ujar Sdr. Alfian. “Untuk itulah, kegiatan konservasi dan rehabilitasi mangrove diimplementasikan di Teluk Awur, Jepara secara masif sehingga menjadi sebuah kawasan bernama Mangrove Education Center of KeSEMaT atau MECoK Ecopark, yang di tahun 2024 berhasil menjadi kawasan ekowisata mangrove yang hijau dan lebat yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukungnya, seperti smart garden, museum mangrove, mangrove trail, dan fasilitas pendukung lainnya,” lanjutnya.
MENPORSI menambahkan bahwa selain sebagai pencegah abrasi, ekosistem mangrove memiliki banyak fungsi, yaitu fungsi fisik, ekologi, dan ekonomi.
Selain berfungsi secara fisik sebagai pencegah abrasi dan penahan badai, ekosistem mangrove juga berperan sebagai benteng alami terhadap intrusi air laut. Secara ekologis, mangrove menjadi habitat, tempat mencari makan, dan berkembang biaknya berbagai biota, sehingga memperkaya keanekaragaman hayati. Fungsi ekonominya meliputi potensi pengembangan kawasan ekowisata dan sarana edukasi, serta pemanfaatan hasil olahan non-kayu dari mangrove yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.
"Selain itu, ekosistem mangrove memiliki kemampuan menyimpan karbon 3-5 kali lebih besar dibandingkan hutan biasa," ujar MENPORSI. "Dengan demikian, ekosistem mangrove dapat menjadi solusi efektif untuk mitigasi perubahan iklim, yang saat ini tengah menjadi perhatian global," tambahnya.
Wawancara ditutup dengan diskusi lebih lanjut mengenai permasalahan ekosistem mangrove serta isu-isu yang dihadapi Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang, terkait ekosistem tersebut.
Hasil liputan akan ditayangkan di TVRI Nasional dalam program "Talk Show Jendela Negeri: Menjaga Mangrove, Kurangi Dampak Perubahan Iklim" pada tanggal 11 Oktober 2024.
TVRI menyampaikan terima kasih kepada KeSEMaT atas partisipasinya sebagai narasumber. TVRI juga berharap agar KeSEMaT terus dapat menginspirasi banyak orang untuk terus peduli terhadap kelestarian ekosistem mangrove. (ADM/ARH/AP).
No comments:
Post a Comment