3.10.24

Kenalkan Anggota Baru, KeSEMaT Lakukan Kunjungan Kerja ke Sentra Produksi Olahan Mangrove Warga Binaan KeSEMaT di SMC Jateng, Semarang

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT Kabinet Nagendra Naratama melakukan kunjungan kerja ke warga binaannya di Sentra Produk Olahan Mangrove (SPOM) Semarang mulai pukul 14.00 - 16.00 WIB yang berlokasi di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng), Desa Mangunharjo, Semarang. Kunjungan KeSEMaT disambut oleh Ibu Mufidah, selaku Ketua Kelompok Bina Citra Karya Wanita (BCKW) dan Srikandi Pantura (SP). (6/7/2024).

Kegiatan dimulai dengan ramah-tamah yang dibuka oleh Sdr. Agape Lista Anthoni (Presiden) yang memperkenalkan kepengurusan Kabinet Nagendra Naratama. Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai sejarah terbentuknya kelompok BCKW dan SP yang dibentuk oleh KeSEMaT.

“Perkenalkan, kami dari KeSEMaT Kabinet Nagendra Naratama. Tujuan kami berkunjung ke SPOM ingin memperkenalkan anggota dan pengurus kami yang baru, sekaligus ingin mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya kelompok BCKW dan SP, dari awal terbentuk hingga sekarang,” kata Presiden. "Semoga dengan kunjungan kami pada hari ini, maka akan dapat mempererat tali silahturahmi KeSEMaT dengan warga binaannya," tambahnya.

Ibu Mufidah menjelaskan mengenai sejarah perjuangan awal terbentuknya warga binaan KeSEMaT sejak tahun 2012 yang merupakan hasil kerja sama PT PLN Indonesia Power UBP Semarang dengan KeSEMaT. Pada proses perkembangannya, produk jajanan mangrove Mbak Jamat, batik mangrove Mas Bamat, dan suvenir mangrove Mbah Sumat juga sudah melalui tahapan yang panjang.

“Produk jajanan, batik, dan suvenir mangrove berbahan dasar mangrove bukan kayu sehingga tetap mengedepankan nilai-nilai konservasi tanpa harus menebang pohonnya,” jelas Ibu Mufidah. “Buah Bruguiera gymnorrhiza atau lindur merupakan bahan baku pembuatan tepung mangrove yang digunakan untuk membuat jajanan mangrove,” jelasnya lebih lanjut.

Pada proses pembuatan batik mangrove, Ibu Mufidah juga menyampaikan mengenai bahan pewarnanya yang menggunakan limbah propagul mangrove jenis Rhizophora atau bakau yang sudah membusuk, kering, dan jatuh ke tanah.

“Ternyata hasil olahan dari mangrove sangat beragam,” kata Sdr. Muhammad Bahrul Ilmu (Staf MENWIRA). “Saya dan tim DEPWIRA akan terus mempromosikan dan mengembangkan produk-produk mangrove hasil olahan warga binaan KeSEMaT,” lanjutnya.

Keseluruhan kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan penyerahan sertifikat dari KeSEMaT kepada Ibu Mufidah, penutupan dan foto bersama. (ALA/ADM/AP).

No comments:

Post a Comment