1.10.24

KeSEMaT Ingatkan Perlunya Kebijakan Pengelolaan Air Tanah yang Lebih Tegas untuk Cegah Banjir Rob di Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu Multistakeholder

Semarang - KeSEMaTBLOG. Konsorsium FOCUS (Fisherfolk Empowerment for Climate Resilience and Sustainability), yang terdiri dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, PKSPL-IPB, WALHI, dan KIARA, menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu (ICM) Multistakeholder pada 24-27 September 2024 di Hotel GETS, Semarang, dan Desa Tambakrejo.

Pelatihan ini bertujuan untuk:
  1. Memahami karakter dan tantangan wilayah pesisir.
  2. Mengerti konsep dan siklus perencanaan pengelolaan pesisir.
  3. Mengidentifikasi relasi antara sistem alam dan manusia.
  4. Mengatasi permasalahan ekosistem pesisir dan merumuskan kebijakan daerah.

Selain KeSEMaT, acara dihadiri oleh berbagai stakeholder, termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan Kota Semarang.

Hari pertama dimulai dengan registrasi, sambutan dari Konsorsium FOCUS, dan pre-test. Materi pertama menekankan kompleksitas permasalahan pesisir dan pentingnya ICM sebagai sistem pengelolaan yang holistik. Peserta berdiskusi mengenai dampak lingkungan terhadap kehidupan nelayan.

Hari kedua, materi ekosistem pesisir karakteristik sumber daya ikan. Diskusi meliputi tantangan seperti overfishing dan pengelolaan sampah yang berdampak pada lingkungan.

Hari ketiga dimulai dengan materi tentang Perencanaan Program Pembangunan Pesisir yang diikuti fieldtrip ke Kelurahan Tanjung Mas untuk observasi dan diskusi dengan tokoh masyarakat.

Hari keempat fokus pada workshop perencanaan. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan masalah, merencanakan, dan memeberikan solusi terkait bencana alam, pengelolaan habitat, dan polusi. 

“Ekosistem mangrove yang rusak berdampak pada banyak biota laut karena ekosistem ini adalah habitat mereka. Rehabilitasi ekosistem mangrove adalah langkah awal untuk memulihkan kondisi alam. Banjir rob yang disebabkan penurunan muka tanah (land subsidence) merupakan akibat dari penggunaan air tanah yang berlebihan," kata Sdr. Agape Lista Anthoni (Presiden). "Oleh karena itu, pemangku kepentingan diharapkan lebih tegas dalam kebijakan pengelolaan air tanah untuk mencegah bencana banjir rob yang lebih masif,” lanjutnya. 

Acara ditutup dengan post-test, kesan pesan, penyampaian terima kasih dari FOCUS dan foto bersama. (ADM/ALA/AP).

No comments:

Post a Comment