4.10.24

Kiprah KeSEMaT Tertulis di Buku Teks Utama Bahasa Indonesia SMP Kelas VII Kurikulum Merdeka: "Gerakan Pasukan Muda Pelindung Bumi" Terbitan Pusbuk Kemendikbudristek

Semarang - KeSEMaTBLOG. Bangga sekali, KeSEMaT sebagai organisasi mahasiswa yang berfokus pada pelestarian mangrove, baru saja mencapai tonggak baru dalam kiprahnya di dunia pendidikan Indonesia. Kisah inspiratif KeSEMaT tentang konservasi mangrove, kini tercantum dalam buku teks utama Bahasa Indonesia SMP Kelas VII, Kurikulum Merdeka, terbitan Pusat Buku (Pusbuk) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dengan judul "Gerakan Pasukan Muda Pelindung Bumi," narasi ini menghadirkan cerita nyata perjuangan KeSEMaT dalam menjaga ekosistem pesisir, yang diharapkan bisa menginspirasi generasi muda di seluruh Indonesia.

Membangun Semangat Konservasi sejak Usia Dini
KeSEMaT, sebagai Unit Kegiatan Kemahasiswaan dari Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP), telah membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat atau peneliti di kampus, tetapi juga berperan langsung dalam pelestarian lingkungan. Melalui program-program yang beragam, seperti "Mangrove Cultivation" di Teluk Awur, Jepara, KeSEMaT mengajak generasi muda untuk turun langsung dalam aksi nyata melestarikan ekosistem mangrove yang kian terancam.

Program "Mangrove Cultivation" sendiri, yang menjadi salah satu cerita utama dalam buku teks tersebut, menunjukkan bagaimana para pemuda, sambil membawa bibit mangrove, berjuang di tengah lumpur untuk menanam mangrove di bibir pantai. Tak hanya menanam, KeSEMaT juga berbagi ilmu cara merawat ekosistem ini kepada peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan bisa ditularkan kepada siapa saja.

Dari Aksi Konservasi ke Inovasi Ekonomi
Dalam narasi yang disusun di buku teks Bahasa Indonesia tersebut, KeSEMaT tidak hanya diangkat sebagai pelaku konservasi, tetapi juga sebagai inovator. Dinuarca Endra Wasistha (Presiden KeSEMaT XIII) menjelaskan bagaimana KeSEMaT mengembangkan aksi sederhana menanam mangrove menjadi beragam kegiatan ekonomi berbasis lingkungan. Salah satu inovasi tersebut adalah pendirian KeMANGI, sebuah perusahaan yang mengolah mangrove menjadi produk bernilai ekonomi.

Tidak hanya itu, keberhasilan lain KeSEMaT meliputi pendirian organisasi relawan mangrove yang kini aktif di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang. Melalui KeMANGTEER (KeSEMaT Mangrove Volunteer) dan MECoK (Mangrove Education Center of KeSEMaT), KeSEMaT terus melakukan edukasi, rehabilitasi, dan pelatihan tentang konservasi mangrove.

Penghargaan dan Pencapaian
Selama lebih dari satu dekade, KeSEMaT telah mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah Tunas Lestari KEHATI dalam KEHATI Award VIII 2015, Coastal Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, serta Adibakti Mina Bahari di tingkat nasional. Semua penghargaan ini mencerminkan dedikasi luar biasa yang telah KeSEMaT tunjukkan dalam melindungi lingkungan pesisir.

Menginspirasi Generasi Muda Melalui Buku Teks
Masuknya cerita KeSEMaT ke dalam buku teks Kurikulum Merdeka bukan hanya prestasi bagi KeSEMaT, tetapi juga sebuah langkah besar dalam pendidikan lingkungan di Indonesia. Generasi muda yang kini duduk di bangku SMP akan terinspirasi untuk memikirkan peran mereka dalam menjaga lingkungan, dengan mencontoh apa yang dilakukan oleh KeSEMaT. Buku ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap alam, memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam aksi pelestarian mangrove, dan mengembangkan kesadaran bahwa pelestarian pesisir bukan hanya tugas para ahli, tetapi juga seluruh masyarakat.

Harapan Masa Depan
Sdr. Agape Lista Anthoni (Presiden) menyampaikan harapannya agar lebih banyak anak muda akan terinspirasi oleh cerita KeSEMaT, baik melalui buku teks maupun aksi langsung di lapangan. Dia berharap semangat konservasi mangrove ini terus menular. Semakin banyak yang peduli dengan lingkungan, khususnya mangrove, semakin besar harapan kita untuk menjaga bumi dari kerusakan lebih lanjut.

"Saya bangga sekali. Dengan kisah inspiratif KeSEMaT yang kini tercatat dalam buku teks nasional, KeSEMaT telah menorehkan sejarah baru," ungkap Presiden. "Gerakan Pasukan Muda Pelindung Bumi, yang awalnya dimulai dari sebuah aksi kecil di pesisir Jepara, kini menjadi contoh nyata bagaimana tindakan nyata dan kepedulian terhadap mangrove bisa membawa dampak besar bagi generasi mendatang. KeSEMaT tidak hanya melestarikan mangrove, tetapi juga menanamkan semangat kepedulian mangrove di hati jutaan anak muda Indonesia," pungkasnya. (ADM).

No comments:

Post a Comment